BREW

| 7 Comments | No TrackBacks

Kelihatannya saya tertinggal kereta dan kurang teliti lagi pada saat kami, tim Blog Fun Day, makan malan dan mengobrol dalam spektrum sangat lebar di Dakken Coffee & Steak, Jalan Riau, Bandung. Budi Putra yang berorientasi Jepang berbalas pandangan dengan Deni Wahyudi yang sedang menikmati program S-2 di Elektro ITB, hasilnya: BREW. Setelah FORTRAN dan BASIC, inilah bahasa pemrograman dengan nama ditulis menggunakan huruf kapital untuk kependekan Binary Runtime Environment for Wireless. Sayang, telepon genggam saya belum dapat digunakan untuk akses GPRS (gagal terus di bagian setting), sehingga percakapan keduanya tentang BREW saya rekam saja dengan pasif.

Di hari kerja berikutnya baru saya cari informasi tentang BREW lebih rinci di Wikipedia bahasa Inggris dan melakukan sejumlah obrolan dengan teman-teman pengembang di kantor. Promosi Budi Putra bahwa BREW adalah kompetitor Java dan sangat potensial “menghentikan langkah Java” di lingkungan piranti genggam (handheld device) sudah cukup untuk membangkitkan rasa penasaran dan sempat terpikir dengan demikian Java lebih baik bertengger di aplikasi enterprise.

Analis sistem kami pernah mendengar perihal BREW; dua pemrogram senior yang sudah “tenggelam” di lingkungan Borland Delphi dan CodeBlock mengaku belum. Saya bayangkan jika terdapat jawaban sejenis, “Oh, kompetitor Java di handheld, ya?”, BREW perlu lepas dari bayang-bayang kesuksesan Java. Demikian halnya dengan embel-embel QUALCOMM, lebih lekat dibanding Java-Sun Microsystems — apalagi setelah lisensi Java diresmikan menjadi perangkat lunak bebas.

Seberapa riuh pemakaian BREW di negeri kita? Di Yahoo! Groups dan Google Groups belum ditemukan. Ada yang berminat melengkapkan di Yahoo! Groups berkelompok dengan id-perl, id-python?

Dari penelusuran, barulah saya mendapat kaitan dengan berita keberhasilan Ria L. Moedomo dengan BREW yang sudah saya baca di Teknologia bulan lalu dari pengumuman finalis aplikasi di situs QUALLCOMM. Mulai menarik. Berikutnya sebuah ulir diskusi di GameDevID bulan Juli 2006: Xing Interactive sedang mencari pemrogram yang sanggup merancang permainan berbasis BREW atau memindahkan permainan J2ME ke BREW. Alasan Xing bernada optimis: mereka kerapkali merekrut pemrogram permainan dari Indonesia dengan menanyakan pertama kali di GameDevID. Pemrogram permainan komputer Indonesia, menurut tulisan di rubrik Teknologi Informasi majalah Tempo edisi 13—19 November lalu, sudah ditawari pindah kantor (akses lewat log masuk) oleh otoritas Multimedia Super Corridor Malaysia.

Perlu pemrogram (apalagi “pemrogram sejati”) BREW? Seringkali bahkan untuk bahasa pemrograman yang sangat populer seperti PHP dan Java pun tidak mudah.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/490

7 Comments

BREW agak sulit dipadankan dengan Java, level virtualisasinya lebih rendah (firmware level). Di atas BREW ada Virtual Machine untuk Java. Pada kasus ini virtual machine adalah aplikasi BREW. Jadi aplikasi Java bisa dijalankan di BREW tapi belum tentu sebaliknya.

Tapi BREW tidak seportable Java bergantung pada device di bawahnya.

Konsep virtual machine dengan kompilasi perantara sebetulnya diperkenalkan pertama kali oleh PASCAL (Wirth lah yang perlu diacungi jempol). Java dan lain sebagainya hanya mengikuti apa yang telah di”tembus” oleh Wirth.

Udah nulis comment, tapi kepanjangan. Ntar aja ah, bikin entry sendiri aja :). Wakakakaka.

Analog antara BREW dan Java hanya sekadar gambaran saja. Tapi yang jelas, untuk mobile device, BREW jauh lebih unggul dibanding J2ME. Setidaknya BREW mengkonsumsi energi yang lebih irit, bisa diinstal di seluruh handset (mulai dari low end hingga high-end) dan interface yang lebih ciamik.

Paling gampang melihat perbandingannya dengan layana dua operator seluler di Jepang. NTT DoCoMo yang mengusung WCDMA untuk 3Gnya, menawarkan handset yang menggunakan Java, sedangkan KDDI yang mengasong 1xEV-DO untuk 3G-nya merilis handset yang menggunakan BREW. Mau tau hasilnya? Menikmati game, video streaming, chaku-uta (download lagu) di handset BREW jauh lebih cepat dan lebih asyik.

Mau akal karena BREW memang didesain untuk penggunaan di mobil device, sementara kalau untuk penggunaan di PC, jelas Java masih tak ada duanya.

Nah, karena masa depan industri dan bisnis IT dan telekomunikasi cenderung menuju ke mobile service, para programmer BREW jelas akan semakin dicari. Seorang rekan yang bekerja di Qualcomm pernah bilang, masih susah mencari programmer BREW di Indonesia, sementara kalau mau mencari programmer Java jauh lebih gampang.

Ya, bukankah ini sebuah peluang?

Saya mobile programmer.

Brew dan Mophun akan sulit menggeser Java (MIDP dan/atau Personal Profile) atau Symbian (C++) karena platformnya kurang open.

Dengan Java atau Symbian, seorang programmer hobbyist bisa menulis program, mencoba di emulator, lalu mendeploy di HP. Tidak demikian halnya dengan BREW dan Mophun, aplikasi perlu ditandatangani secara digital, baru aplikasi bisa dipakai di HP, itupun biayanya mahal sekali.

Java dan Symbian mengijinkan aplikasi yang tidak ditandatangani secara digital untuk diinstall, tapi dengan kemampuan terbatas (tidak bisa mengakses beberapa API yang berbahaya).

Mengenai kemudahan pemrograman, BREW tidak terlalu sulit diprogram (dengan Java/C/C++), karena hanya merupakan sebuah VM yang mengijinkan apapun berjalan di atasnya (jika mau bisa saja mereka mengijinkan python, ruby, atau bahasa yang lain untuk berjalan di atasnya).

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Maaf saya warga pendatang baru di bulan Desember 2006,ikut nimbrung bincang-bincang, bo;ah lan ? dan anda semuaya yang sempat membaca salam saya, bersedaiakan menerima kehadiran saya yang masih clondo ini, maaf lho saya masih nol tahu dalam berkelana di dunia maya ini. Masalah yang saat ini sedng anda anda bincangkan, saya hanya sedikit bisa faham, dan kalau toch BREW ini betul betul untuk kita para penggemar berkelana di dunia maya ini, Alhamdulillah. Yang artinya yahoo mail berbahasa Indonesia benar benar berusaha untuk memajukan bangsa dan pecintanya berkelana di Internet, setuju gitu kan ?alau mungkin alangkah nikmatnya kalau juga tersediakan sebuah taman khusus untuk menignatkan pengetahuan bagi warganya, mungkin tentang pengetahuan kesehtan ( jamu tradisional ) tinggalan leluhur kita yang kita pernah menggunakannya dan betul mendatangkan kesembuhan, atau hal hal lain ehem-ehem gitu lho saya siap membantunya lewat kontek pribadi saja, jangan lewat sini nanti terbaca rekan lainnya kan ? hubungi saya 081 7416 0056. Kalau itu bukan rahasia ya boleh boleh saja disini, mungkin pembaca yang laian bisa ikut mabantu menambah informasi, ya soal apa saja lah. Oke sampai jumpa di detik yang akan datang ya .

Saya sepakat dengan mas yohanes, BREW ini sendiri untuk developer nya tidak open seperti java, sehingga perkembangan kedepannya agak sulit, kata dosen saya yang kebetulan pernah traning brew secara langsung dari qualcom beliau memperkirakan BREW ini tidak akan bisa menggeser dominasi java, tapi sebenarnya ini kembali lagi ke operasi CDMA di indonesia… yang saya tau baru esia yang berminat untuk mengembangkan BREW ini.

Kalu menurut aku BREW ini bisa dikembangkan di indonesia asal ada operator yang benar-benar konsen untuk mengembangkannya walau pun ITB telah kerja sama dengan BITEL tetapi dari segi penyedia layan penghubung ke qualcomm masih belom kelihatan sedangkan brew segala sesuatunya tergantung sama qualcomm mulai dari pendistribusian hasil dari pengembang sampai bagi hasil penjualan aplikasi yang ditanam di hendset

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on December 15, 2006 1:26 AM.

Promo Warnet LegOS was the previous entry in this blog.

Inkubator Bisnis di "Polman" is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261