Agaknya penjelasan tentang Internet dan nama domain yang ditulis media massa masih kurang pas dan potensial menimbulkan “kebingungan” baru. Apalagi penjelasan tersebut muncul tatkala gangguan koneksi Internet terjadi pada lapisan bawah, fisik, yaitu kabel optik bawah laut di Taiwan.
Kemarin Jawa Pos dengan terlalu bersemangat menyebut .id menambahi pendapat nara sumber yang sudah terlanjur menceburkan diri dengan jargon “gratisan” dan “server nasional”. (Kedua terminologi itu juga kurang pas dijabarkan, tapi itu urusan lain lagi.)
Kutipan dari Jawa Pos,
Dengan kejadian itu, seharusnya server nasional bisa terlecut untuk memberdayakan diri. “Terbukti kan yang pakai server nasional (.id, Red) seperti saya, komunikasi internet tidak terganggu,” katanya.
Hari ini di rubrik Internet Koran Tempo edisi cetak, Internet Pingsan Disengat Lindu, hal serupa terulang lagi,
Jika server komputer itu berada di Purwakarta, Taufik tentu tidak harus menggunakan Internet. Tapi server itu berada di Amerika Serikat sehingga alamatnya memiliki akhiran com. Jika berada di Jakarta atau Surabaya, alamat situsnya akan berakhiran co.id.
Pertama, jika server dipasang di Bandung dan pengunjung datang dari Surabaya mengakses — baik dalam kondisi “normal” atau sedang ada bencana seperti sekarang — apakah pengunjung tersebut tidak sedang menggunakan Internet? Lebih tepat disebutkan bahwa, “Taufik tidak perlu melewati jalur koneksi yang terganggu di Taiwan.” Lebih teknis lagi, di Indonesia tersedia jalur interkoneksi nasional yang disebut IIX atau Indonesia Internet Exchange.
Bagian kedua tentang nama domain juga rancu. Nama domain tidak berkait langsung dengan lokasi fisik server. Seperti halnya Jawa Pos yang sekonyong-konyong memberi keterangan .id untuk “server nasional”, tidak ada jaminan bahwa URI yang menggunakan TLD .id dipasang di dalam negeri atau dilewati tulang punggung interkoneksi nasional.
Jika perlu contoh, situs blog ini, direktif.web.id, dipasang di server manca negara, sedangkan plasa.com milik PT Telkom dipasang di ruang server mereka.
Internet yang kita gunakan terdiri atas tujuh lapisan menurut model yang dipakai saat ini. Kerancuan sangat mungkin muncul akibat salah tafsir antara satu lapis dengan lainnya.
[30 Des] Bagaimana dengan rencana Perhimpunan Nama Domain Indonesia (PANDI) dalam hal domain id? Ketergantungan akan nama domain asing memang betul, namun jangan dikaitkan dengan kecelakaan koneksi Internet hari-hari ini.
IIX bukan internet, hanya jalur interkoneksi.. :D :D
ohya, di beberapa koran lokal, banyak wartawan yang mendadak jadi pakar telematika…
membahas mengenai internet tetapi salah :D
hehehe customer support di sini juga nanya gitu “artinya selama koneksi intl masalah, domain-domain .com nggak bisa diakses ya? Yang .id baek2 aja?”
gue manggut2 aja sambil brosing detik.COM
gw gak ngerti begini2an.. :-S
cuma nambah informasi aja…sebelah kantor saya ada warnet yg setiap harinya ramai pengunjung. Mereka menggunakan koneksi S*. Dan ketika terjadi bencana Taiwan mendadak “Down”. Nah…kantor saya kontan diserbu orang2 yg kebelet mo ngirim data. Gara2, salah satu temen saya kasih bocoran ke warnet sebelah klo kantor kami tetep melek internetnya! Sempet heran juga, katanya seh ISP yg kantor kami pakai 3* Radio itu pake Backbone yg berbeda..So komentar singkat dari Bapak2 pelanggan warnet yg tumben2an jadi nongkrong di kantor kami: “Yahoo nya kantor mas gak down ya…klo Yahoo di warnet sebelah nge-down”.He3. Yg jelas bencana kmarin bawa hikmah <kantong mendadak berisi duit…> jadi broker sewain kirim2 data…
Bisakah ini dijadikan “Bencana Nasional” kategori IPTEK :D
Ya namanya juga wartawan yang dikejar berita huehehehe. Tapi memang sih, terkadang media Indonesia jarang sekali melakukan cross-check berita sehingga ya salah fakta kayak begitu. Layangkan langsung saja ke Jawa Pos-nya mas, biar wartawannya at least ditegur.
Wah … saya sampai saat ini masih terbata bata internetnya
btw. HI ROY!TM
Kutahu yang ngomong internetnya ga mati karena pake server dalam negeri di Japos itu KRMT kan? hehehe
Bung Oskar, terima kasih. Saya juga “menyadari” dan dapat maklum, kok. ;-) Tapi untuk kirim surat ke media massa terkadang saya lebih “malas” dibanding menulis entri di blog.
Preaxz, yang dibahas di atas tambahan dari redaksi, yaitu bagian di dalam kurung dengan inisial Red.. Akan halnya pendapat nara sumber yang dikutip oleh Jawa Pos, hmm… itu cerita lain lagi. :)
Maaf OOT
Apa ini artinya KRMT sudah punya blog di server nasional ya?
Waduh om roy dirikuw khan gratisan mania :D kalo harus bayar T_T
salam kenal buat kang amal …
Rendra: tidak ada keterangan eksplisit bahwa beliau menggunakan “server nasional” untuk blog atau lainnya.
Riza: salam kenal juga dari saya. Sekali-kali memang perlu bayar. ;-)
jadi inget waktu awal2 down-nya… kok yg bisa di akses kebanyakan server lokal?? ..Hmm.. karena cuma bisa baca situs berita basbang ‘s3c0nd’.. Eh malah gw jd basbang. Baru tau sorenya T_T hikz..
Walaupun sebenarnya kurang berhubungan, saya jadi teringat posting Mas Koen di
http://kun.co.ro/2006/03/21/cerita-teknologi/
Pada posting tersebut Mas Koen berusaha menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan IT kepada orang-orang non-IT. Ada yang punya informasi website yang menjelaskan berbagai hal mengenai IT untuk orang non-IT?
Atau mungkin perlu ditambahkan di direktif.web.id kolom yang berisi analogi-analogi untuk menjelaskan IT ke orang-orang non-IT? :-)
alamat saya .net dan kata host-place-nya sih IIX juga. hoho. yang pasti saya maunya alamat domain bisa dibeli dgn murah maunya.
Hmm…. aku pribadi tidak terlalu suka dengan dunia yang menyederhanakan dalam dikotomi. Yah, walau memang pada akhirnya untuk menyederhanakan masalah kita membuat kategori-kategori. IT dan non-IT.
Konsep traceroute menurut saya bisa menjelaskan dengan sederhana bagaimana rute informasi berjalan di internet.
Kepada mereka yang memberikan komentar salah, mungkin belum mengerti konsep Internet sehingga salah persepsi ketika gempa di Taiwan mengganggu koneksi Internet Asia ke Amerika.
emm…mungkin itu cuma kesalahpahaman si wartawan karena dikejar tenggat berita…mungkin itu bukan bidangnya si wartawan!!
#6 crosscheck?iya tuh…media indo kurang crosscheck kayanya…yg terbaru misskom tentang adam air yah?? waduuuh….
wah soryy…itu ko jadi gede yah??? sory..ga bermaksud..maaf maaf pak
jadi teringat pernah ngasi tau begini “anggap domain itu : alamat rumah dan hosting itu : rumahnya
rumahnya boleh diluar negeri atau didalam negeri, yang penting khan kalo alamatnya diketahui “
tapi kalo dalam hal putusnya koneksi jadi gak bisa dipadanin..kaya’nya ;P
Seharusnya wartawan itu juga diajarkan tentang Teknologi Informasi baru dia ngomong.. Entar bisa-bisa wartawan bisa jadi om Roy semua nih..