Dua hari lebih sedikit saya anggap cukup untuk mengakhiri Happening kali ini. Karena saya ikut parade dan sedikit bersolek untuk hadirin, saya tutup keikutsertaan saya pada acara tersebut dengan ucapan terima kasih kepada semua teman yang telah merespon dan berikut jawaban saya.
Harry Sufehmi: memang saya tidak terlalu awas dengan kategori yang digunakan Andry S. Huzain — namun saya agak nekat menganggap kenal baik kelakuan adik satu ini. Jika dia beruntung saat menonjok pencopet di kereta listrik, seperti itulah batas antara tulisan serius dan humor dia. Jangan khawatir, saya juga memasukkan entri Komentar tersebut pada kategori Rehat, satu kelompok dengan acara April Mop atau parade jenaka lain di lingkungan TI.
Perihal tempat komentar yang saya batasi dibuka selama seratus hari, memang itu preferensi pribadi. Agaknya saya terpengaruh oleh beberapa penulis blog manca negara. Seingat saya, Douglas Bowman di Stopdesign dan Mark Pilgrim — pada periode lalu — termasuk yang memilih pembatasan tersebut dengan beberapa alasan yang menurut saya “elegan” untuk diikuti. Kebetulan juga, dari beberapa rujukan tersebut adalah penulis blog di lingkungan Movable Type. Saya mendapat banyak penjelasan yang bersifat estetis dan berprofil tinggi dari para penulis blog di lingkungan Movable Type pada periode lalu dan sedikit-banyak hal tersebut mempengaruhi cara saya memahami atmosfir blog.
Betul, masih ada kemungkinan komentar datang setelah sebuah entri ditutup, yaitu lewat email. Saya terima secara terbuka, dibalas langsung, atau saya jadikan bahan untuk entri baru.
Kunderemp Ratnawati Hardjito: terima kasih atas penjelasan Anda yang panjang. Dengan demikian sudah jelas dan selamat bergabung di acara Happening.
Gretong sudah bersedia menyusun senarai peserta parade. Tahun-tahun lalu, Priyadi Iman Nurcahyo dan Yulian F. Hendriyana yang rajin menyusun daftar seperti itu — jadi sekarang keduanya sudah mendapat teman baru atau menyerahkan tongkat komando jika terjadi (lagi) parade di ranah blog kita.
Oh ya, saya terlalu serius menulis untuk sebuah humor? Terima kasih untuk Ardho dan Endhoot yang telah mengingatkan dan menanyakan. Hehehe… bagaimana tidak pasang aksi sok serius jika Enda Nasution, Yulian, dan Andry sudah berlagak serius? Saya membiarkan suasana mulai meletup-letup di tempat asalnya dengan pertimbangan kemungkinan salah faham akan maksud “gejolak” tersebut, namun begitu ketiga penulis blog “duta besar” Id-gmail naik panggung dan menyampaikan nota politik mereka, inilah waktu untuk bersenang-senang. Jadilah saya tonjok Andry karena dialah yang memang mengaku The Real Bonek. Yakopo, rek?
Penutupan komentar pada entri tersebut saya lakukan untuk merespon ajakan provokator: jika pengunjung dilarang berkomentar di blog selebritas, mengapa kalian membiarkan komentar tetap terbuka? Khawatir disebut “selebritas” itu sendiri? Selain itu, kita dapat membuktikan bahwa infrastruktur yang ada saat ini sangat memungkinkan berbalas tulisan dan tetap terdeteksi. Artinya kita semua bebas saja berkomentar tanpa harus selalu memasangnya di blog orang lain. Pantau di Technorati dan awasi catatan pengacu (referrer) blog.
Sudah cukup, kan?
Masih banyak tulisan lain yang akan lebih asyik tanpa harus diberi tag “seleb”. Kendati saya juga terharu atas inisiatif Priyadi: menjelang tengah malam menghadiahi saya dengan permisalan. Seperti mengulang akhir rezim Orde Baru yang ditandai dengan banyak istilah legowo, Priyadi berlapang dada menyebut pada musim kali ini perolehan komentar diprediksi hanya seperempat dari rata-rata, yaitu tidak akan lebih dari dua puluh. Itu pun masih “dikhianati” oleh para komentator karena pagi ini sudah mencapai duapuluh dua item.
Benarkah sudah akan berakhir? Semoga.. Karena banning terhadap whatsocalled ‘blogger seleb’, rasa2nya tidak membawa angin segar sejauh ini.. Btw, saya suka sekali dengan entri kedua-ratus Anda.. :)
Saya tanya balik dulu: yang janggal kata “selebritas” (bukan “selebritis”) atau pengertian “selebritas” yang saya tulis di atas?
*siap-siap panggil Polisi EYD.
ngakak ternyata masih dibahas! ngakak lagi
Menurut saya yang awam ini, lebih tepat mas Amal pakai “Selebriti”? Ya gak sih guys sists? Ah, sudahlah, mau berdebat saya juga tidak punya bekal hihi..
*Suruh pulang pulisi EYD hush.. hush.. :D
selebriti -> orangnya selebritas -> hal2 yang berkaitan dengan seleb? cmiiw
Dan maaf oot, ruang komen ini menggunakan markdown?
5# Rujukannya kemana tuh, Pak eRWe? KBBI yah? any link(s)? :)
Wah, ternyata saya terlibat konspirasi isu seleb blog.
Konsistensi penyerapannya sama dengan utility-utilitas, quality-kualitas, community-komunitas, entity-entitas, viscocity-viskositas, dan banyak lainnya.
Beberapa kasus tidak mengikuti konsitensi tersebut, misalnya property-properti dan celebrity-selebriti. Entah alasannya apa. KBBI tidak menyertakan sejarah lema yang dibakukan.
injek-injek lagi KBBI
Jika emosi jadi alasan, saya lebih setuju selebritas.
Bung Risiyanto, saya bahas sebagai tanda penghormatan kepada para penulis lain yang telah berkomentar di situs masing-masing. Sudah sepantasnyalah… :)
Betul Bung, komentar ini dilengkapi Markdown. Jangan takut menghasilkan tampilan aneh, akan saya perbaiki.
Bung Abe, saya sedang jauh dari KBBI; kelihatannya di sana disebut “selebriti”, ya? (mengingat-ingat Jay yang injak-injak KBBI). Saya lebih suka konsisten dalam hal ini: seperti hanya university menjadi universitas, commodity menjadi komoditas, sepatutnya celebrity menjadi selebritas.
*harus berani menghadapi kejanggalan…
Kawan Jay, property sepertinya berbeda, bukan berakhiran -ity. “-ity” menjadi “-itas” — periksa di aturan pembentukan istilah deh, saya juga tidak hafal.
Cak Amal, saya tidak teliti juga jeli, serta kurang referensi, hanya sedikit mengerti, jadi kurang mumpuni.
Posting bagus, sesuai namanya #direktif
# disini root?
jadi udah nih? ditutup sekarang? mudah-mudahan masih gak ada yang bahas lagi..
tapi itu trekbek tetep aja dateng lagi dateng lagi :), mau gak mau masukin juga ke daftar kan? mungkin itu juga termasuk harapan para penge-post untuk masuk didaftar? :)
Teman mBu, terima kasih atas apresiasi Anda terhadap Entri Kedua Ratus. Tulisan tersebut sekaligus kenang-kenangan saya pada masa awal mulai menulis blog.
Terima kasih, Bung Alamster. Karakter ‘#’ diambil dari pemakaian di bahasa C.
Om 7ack, saya yang menyatakan selesai mengikuti parade. Apakah yang lain akan berhenti total? Wah, saya tak tahu dan itu kemauan masing-masing saja.
Kedatangan lacak balik? Itu bagus sekali, berarti cara kita mengelola notifikasi kian baik. :)
Sekarang udah lewat 30 tuh komen di priyadi :p kampanye ga komen di blog seleb ga berhasil dong hahahahaha…
ya saya?™ kok ada nama saya disebut2, ada apa ya? lambai2 ke mas Amal dari ruang sebelah
Ndak cuma Planet Terasi yang ‘disudutkan’:
http://hermansaksono.blogspot.com/2006/12/seleb-blog.html#comment-886582359609655466
:))
OK … mengesampingkan seleb dan bukan seleb. Kembali seperti saya bahas secara pribadi (bukan priyadi, :P) itu juga subyektif, seperti subyektifnya saya menganggap bung Amal juga selebriti.
Selebritas seperti ini sebetulnya tetap perlu, sebagaimana di dunia nyata. Paling tidak sebgai acuan bagi “rakyat jelata”.
Tentang komentar?
Jangan komen di blog seleb! Budayakanlah mengkomentari komentar ketika suatu komentar memang layak dikomentari.
hii ikutan parade….!!!