Sambil menunggu pengunduhan modul kode sumber PHP 5 untuk RHEL, saya tuliskan beberapa “janji” atau “kesepakatan” yang sudah saya jalankan namun belum siap-tayang.
Kamus Bergambar
Hasil pertemuan di Starbuck yang dilangsungkan mendadak akhir tahun lalu antara lain rencana sebuah kamus bergambar untuk anak-anak (setidaknya pada saat pertemuan tersebut terpikir merekalah target pembacanya, namun dapat berubah sesuai perkembangan). Ide kamus bergambar tersebut berasal dari salah satu kamus bahasa Inggris bergambar yang menjadi favorit saya pada masa kanak-kanak dan pertemuan saya dengan sejumlah petugas bagian pengadaan barang di bank tempat proyek kami.
Semula saya berpikir kamus tersebut seharusnya tersedia dalam edisi cetak, namun pada pertemuan di Starbuck, Hindraswari Enggar Dwipeni (“Ibu Enggar”) mengusulkan tidak perlu menunggu edisi cetak, dimulai dari versi digital saja. Ya, beliau adalah penulis dan pengajar TI terutama di kalangan anak-anak. Saya menyebut “kekhawatiran” saya dengan model wiki akan risiko tidak terurus (karena milik publik yang seringkali diartikan sebagai, “bukan milik siapa-siapa”), namun keteguhan kedua hadirin perempuan pada pertemuan tidak formal tersebut meluluhkan pendapat saya.
Keesokan harinya langsung saya daftarkan nama domain kamusbergambar.web.id dan MoinMoin dipasang. Betul, memang Python sempat dibicarakan unjuk kerjanya, namun saya justru ingin membuktikan dengan berkompetisi menghadapi MediaWiki, berbasis PHP, yang tersedia di lebih banyak situs.
Pertimbangan teknis lain: dengan instalasi yang sudah saya buat di tempat hosting, cukup dibuat instan untuk wiki baru. Kedua: model anti-spam yang disediakan MoinMoin terbukti cukup andal menghadapi vandalisme.
Permohonan maaf bahwa rencana ini berawal mulur: saya belum juga menyediakan halaman depan dan aturan main. Mudah-mudahan setelah pratilik ringkas ini Kamus Bergambar dapat segera dimulai.
Kuliax
Pekan ketiga Desember lalu tim Kuliax menghubungi saya lewat Yahoo! Messenger dan email. Terima kasih, kawan-kawan! Saya sempat menambahkan tautan untuk proyek Kuliax dari informasi teman-teman KPLI Yogyakarta. Alex Budiyanto dan Willy Sudiarto sudah lebih agresif perihal distribusi Linux di negeri kita. Salut.
Setelah peluncuran Kuliax, saya memang belum berinisiatif ikut mengunduh: selain mengambil berkas ISO perlu bermain siasat tersendiri di kantor (jika sedang sial semua kena getahnya), saya beranggapan Kuliax dibuat untuk pasar mahasiswa. Saya di luar kelompok tersebut — pada dasarnya, yang saya perlukan cukup perambah, editor Vim, Gaim, dan The Gimp. Okelah, paket ekstra dari cakram optik Ubuntu lebih ideal lagi: ada OpenOffice dan saya tambah dengan LaTeX.
Ternyata teman-teman Kuliax lebih dari sekadar membuat distribusi: mereka menawari saya icip-icip pekerjaan mereka dalam bentuk cakram optik yang akan dikirim via pos. Saya terima uluran tangan mereka dan selang 3—4 hari jika tak keliru, paket dari Yogyakarta datang. Ya, Kuliax dikemas dalam dua CD.
Tentu saya berjanji akan mencoba distribusi tersebut. Namun, sekali lagi terganjal situasi: saya sedang mengalokasikan kesempatan untuk mengurus sejumlah komputer di kantor terutama pemutakhiran paket. Angón server! (Angón: menggembala)
Sore ini ada harapan: isi salah satu partisi di komputer desktop dapat digabung dengan partisi lain, namun masih dipakai untuk tes instalasi modul PHP 5. Setelah tes instalasi ini rampung, saya akan gunakan partisi luang tersebut untuk mencoba Kuliax.
Jadi mohon bersabar akan beberapa janji saya yang belum selesai dilakukan. Betul: idealnya begini, praktiknya begitu…
Terima kasih atas pengertian kalian semua.
Selamat mencoba kuliax, keluh-kesahnya ditunggu :D
Kuliax? Keren oi… Ngga nyangka aja kalo mas stwn dkk (para jogxer) semangat banget buatnya :D. Salut !
Cuma sayang, ga ada ksysvinit kaya di knoppix :D.