Telkom Speedy Juga

| 13 Comments | No TrackBacks

Salah satu rencana yang sudah lama saya idam-idamkan adalah swadaya dalam hal koneksi Internet. Seperti halnya pada saat sedikit “nekat” berinvestasi modem internal, eksternal, dan langganan layanan dial up untuk keperluan komunikasi lewat email, saat ini aktivitas mengelola beberapa situs Web perlu diakomodasi. Kurang elok juga terlalu bergantung pada fasilitas kantor untuk acara pribadi seperti mengurus blog dan wiki.

Saya pernah menulis kemungkinan berlangganan Quasar dan pertanyaan perihal “keengganan” penyedia layanan koneksi Internet di daerah utara-atas Bandung, pernah juga menelepon langsung Melsa. Keduanya belum menunjukkan lampu hijau ketersediaan koneksi di daerah tempat tinggal saya. Selain itu, faktor penting juga tarif mereka masih tinggi — termasuk investasi untuk registrasi dan pembelian modem. Untuk pemakai pribadi dengan anggaran terbatas seperti saya, urusan tarif harus terjangkau dulu, baru kualitas.

Layanan koneksi nirkabel juga sempat dibahas: saya menimbang penjelasan yang masuk lewat komentar tulisan tentang layanan korporat XL. Bagi saya: kemudahan mobilitas layanan tersebut bernilai positif, sedangkan investasi peralatan yang lebih mahal bernilai negatif. Modem ADSL berharga pada kisaran setengah juta rupiah, sedangkan telepon genggam dan kemungkinan peralatan tambahan bisa dua kali lipat.

Akhirnya saya tetapkan memilih Telkom Speedy. Ongkos registrasi gratis dan periode promosi tiga bulan membantu saya lebih berkonsentrasi memilih modem ADSL. Tentu saya berandai-andai jika tarif promosi tersebut dapat berlaku seterusnya, toh seperti disampaikan Kuncoro Wastuwibowo bahwa salah satu “ambisi” PT Telkom Bandung adalah berkompetisi dengan kemacetan lalu lintas kota Bandung. Jadi sangat masuk akal mempertahankan biaya kompetitif Speedy misalnya untuk pemakai seperti saya yang sangat malas jalan-jalan di kota Bandung.

Seperti apa koneksi Internet di Indonesia? Entah karena memang mencari layanan koneksi Internet yang sempurna sama muskilnya seperti berangan-angan tentang The Perfect Man atau The Perfect Woman, atau memang prasangka sebagian kita bak “sekali lancung ujian, seumur hidup sulit dipercaya.” Hampir semua respon menyodorkan keluhan atau nasihat berhati-hati, sehingga di tengah mayoritas komentar negatif tersebut, sebaiknya gunakan prinsip: di antara banyak kemudaratan, ambil yang paling sedikit.

Dari komentar yang saya dengar di sekeliling, persoalan penghitungan tagihan pemakaian merupakan citra paling buruk yang harus ditepis oleh Speedy. Dugaan saya hal ini berawal dari kisah legendaris Godot Praesta dengan tagihan fantastis Speedy dua tahun lalu. Kita semua sangat mungkin “memaafkan” Telkom atas peristiwa tersebut — apalagi jika kemudian kasus diselesaikan dengan baik, namun lebih sulit “melupakannya.”

Ya, urusan duit dapat terlihat sepele namun sangat mungkin menjadi kritikal dan menyangkut kenyamanan pelanggan. Seperti yang saya hadapi pada saat datang di gerai Plasa.com di titik layanan (service point) Sadang Serang, Bandung. Bertemu dengan staf pemasaran, senyuman mereka dilanjutkan dengan dua hal: registrasi masih terkena ongkos 25% (semacam “laba” untuk Plasa.com) dan surat keterangan dari pemilik rumah menjadi harga mati. Syarat keterangan pemilik rumah diperlukan karena sementara ini saya tinggal di rumah dinas.

Saya tunda. Menjelang sore, barulah saya sempatkan datang ke Telkom Wahidin (terima kasih kepada teman-teman di bilik Yahoo! Messenger yang telah memberi informasi tentang Cybermap). Saya sempat khawatir kantor penjualan Speedy tersebut tutup karena sudah menjelang pukul 16.00 sesampai di tempat tujuan. Namun ternyata saya malah memperoleh keuntungan lebih banyak selain registrasi gratis: kelengkapan persyaratan administratif dapat disusulkan, langsung berhadapan dengan teknisi yang menguasai persoalan teknis, dan yang paling penting mereka antusias untuk menjual Speedy sepraktis mungkin.

Ini menjadi nilai positif kedua untuk Speedy di Bandung yang akomodatif mengantarkan calon pelanggan hingga koneksi tersambung dengan baik. Saya sempat mengalami kegagalan saat autentikasi — id yang mereka berikan ternyata harus ditambahi @telkom.net dan saya silap mendapatkan keterangan hal tersebut, tim dukungan teknis via telepon dari Speedy siap pada hari libur akhir pekan. Kabarnya, tim tersebut bertugas dari pukul 08.00 hingga 20.00 — kecuali di hari Ahad, belum saya coba. Bagaimana dengan layanan sepanjang waktu untuk pelanggan korporat? Melsa misalnya, pernah saya lapori tentang koneksi kantor yang terganggu sekitar pukul 05.00 dan direspon oleh layanan pelanggan mereka.

Barangkali juga karena Bandung belum sesibuk dan sebesar ibukota, dalam obrolan saat registrasi tersebut saya beramah-tamah membawa-bawa nama “Pak Kuncoro” dan ditimpali oleh staf Speedy bahwa kegiatan dia terakhir dengan Kuncoro saat acara Blog Fun Day. Jadi ada kemungkinan respon positif di atas karena pembicaraan kami bagai gayung bersambut. Namun secara obyektif saya lebih memilih berdiskusi dengan tim teknis yang berbicara langsung pada kepentingan dan juga menjelaskan kemungkinan persoalan yang akan saya hadapi. Termasuk yang saya sukai: umumnya tim teknis lebih lentur dalam menjalankan aturan. Bukan karena mereka tidak disiplin, melainkan lebih memahami esensi layanan yang mereka sodorkan.

Alhasil, bekali para pemasar dengan lebih banyak lagi pengetahuan tentang produk atau rekrut kandidat pemasar dengan prasyarat latar belakang teknis memadai.

Bagaimana dengan kualitas Speedy sendiri? Hari Sabtu lalu baru semuanya beres. Saya sedang mengikuti acara lembur di kantor selama dua hari. Ahad malam saya periksa rincian pemakaian di situs Telkom Speedy dan ah, anak-anak sudah menghabiskan 120 MB selama dua hari. Sedikit euforia bagi mereka setelah koleksi permainan online selalu gagal dijalankan jika dicoba di kantor pada hari libur. Segera saya beri penjelasan bahwa koneksi baru tersebut memang lebih baik dibanding di kantor namun bukan jor-joran tanpa batas seperti pengalaman mereka sebelumnya di Groningen, Belanda.

Sebagai antisipasi, saya pasang proxy dan kemungkinan menggunakan modus halaman Web polos, tanpa gambar, agar sedapat mungkin tidak melewati jatah koneksi.

Di rubrik Teknologi Informasi Kompas Senin (15 Jan) kemarin, Speedy dibahas pada tulisan Heran Mahal.

Apakah kita masih “heran” juga?
Ingin lebih murah: jelas!

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/509

13 Comments

Yah.. koneksi speedy dibandingin sama di groens ya jauh pak.. :D hihih.. ;))

whaaa

selamat selamat

hihihihihi, welkam to de klab :P

internet harus tetap mahal, biar gak terlalu banyak ngejunk, ngeblog dan lain sebagainya. :D

Selama saya pakai Speedy, alhamdulillah tidak ada masalah berarti. Gangguan paling parah pada peristiwa putusnya kabel laut di Taiwan. Tapi dalam beberapa hari akses sudah pulih walaupun belum 100%.

Kemarin sempat ada trouble ketika sehabis ada maintenaince mendadak seluruh account POP saya tidak bisa diakses. Dipakai untuk FTP juga tidak bisa walaupun web masih bisa diakses. Kesimpulan saya, port-port diluar untuk akses www masih terblokir. Saya coba telepon Telkom 147, disuruh menghubungi layanan teknis Telkom. Sampai disana dikatakan memang ada sedikit trouble dan saya diminta menelepon ke ISP saya (Nangura). Sempat geram juga karena merasa dipingpong.

Petugas di Nangura cuma minta nomor telepon saya dengan janji akan menelepon balik 5 menit kemudian. Saya tunggu2, mereka tidak kunjung menelepon, namun 10 menit kemudian akses email dan layanan lainnya sudah pulih lagi. :)

waks gratis ? modemnya juga dapet gratis cak ?

Ardho: lebih tepatnya bukan membandingkan, melainkan “memberi pengertian” kepada anak-anak kondisi negeri tumpah darah mereka. ;-)

Terima kasih atas sambutan dari klub Telkom Speedy. Ada klompencapirnya juga, ya? :-)

Geblek: registrasi gratis dan langganan tiga bulan dikorting 50% (termasuk ongkos kelebihan). Paket Formula 5 itu. Modem? Nah, yang ini bayar sendiri. Investasi, lah… :-)

Barangkali juga karena Bandung belum sesibuk dan sebesar ibukota, dalam obrolan saat registrasi tersebut saya beramah-tamah membawa-bawa nama “Pak Kuncoro” dan ditimpali oleh staf Speedy bahwa kegiatan dia terakhir dengan Kuncoro saat acara Blog Fun Day. Jadi ada kemungkinan respon positif di atas karena pembicaraan kami bagai gayung bersambut.

ehm…silakan pilih salah 1 1. ga pede 2. cari beking 3. ada perhatian

siyul2…

Junker: ya, saya!

Rupanya Anda terpesona dengan frasa membawa-bawa, sehingga berprasangka bak melihat foto anggota satuan entah-apa yang dipajang di dinding. Jika perlu ada bayonet di pinggirnya. Jika seperti itu tujuan saya, seharusnya saya lakukan di Plasa.com di depan nona-nona itu dong. Praktis kan? Tidak perlu berpayah-payah mencari Telkom Wahidin dan barangkali saja registrasi berhasil digratiskan oleh Plasa.com. Itu lebih dramatis. :p

Sayangnya bukan seperti itu, melainkan karena berbicara dengan tukang di mana-mana lebih mengasyikkan. Ada cerita di lapangan, obrolan tentang angkat-angkat barang, dan ringkasnya melantur ke beberapa sisi.

Jadi hak saya untuk tidak memilih salah satu pun dari pilihan ganda di atas, selain memang saya kurang suka dengan ujian pilihan ganda dan tidak doyan undian lewat SMS.

semprit! prit!

huuuiiiiiii tentang SPEEDY….capek dhe…. gue nungu tauuu di daerah gue bahkan di plasa telkom nya aja belum pakek gimana?? cupuk banget kan padahal di kota lain udah ada lho… GILEBENER…^_^??? lo tau kan semua kita kita yang butuh transfer data aja lamrong banget mudah mudahan SI PAKDE speedy,jga guru besar… PAK TELKOM.. tolong dong speedy nya yahhh di percepat.. di daerah ku yahhh

mas, sekedar info saja :P
kasus saya dulu itu baru selesai setelah 1/2 tahun. dan tidak berjalan dengan mulus :)

btw sekarang saya nggak perlu bayar internet lagi, lha digratisin ama ISP saya, asik nggak? hehehe

Terima kasih.

Digratiskan sih tentu asyik, tapi sepertinya sulit direproduksi menjadi kasus dan solusi yang sama untuk setiap orang. ;-)

sepertinya bisa saja kok mas. karena rumah saya diluar jangkauan area ISP saya, jadinya saya invest tower +/- 20m, akhirnya karena daerah saya potensial pelanggan baru.. ISP saya titip repeater di tower saya, maka internet saya jadi gratis :)

bisa dilakukan oleh orang lain kan? meskipun bukan setiap orang hehehe

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on January 16, 2007 1:36 PM.

Google Webmaster dan Analytics was the previous entry in this blog.

Janji yang Belum Rampung is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261