Pemakai Movable Type untuk alat bantu blog di Indonesia memang lebih sedikit dibanding WordPress. Saya malah menduga pemakai Movable Type, Drupal, TextPattern, dicacah dan dijumlahkan, tetap saja belum dapat menyamai WordPress. Oleh karena itu kendati Thomas Arie Setiawan dengan sangat ramah mengajak saya ikut menyemarakkan Panduan Movable Type dalam bahasa Indonesia, saya menolak dengan halus. Penerjemah WordPress yang digalang juga kesulitan mendapatkan padanan dalam bahasa Indonesia yang pas; dan seperti biasa saya baru dapat menyemangati mereka dengan motivasi: jangan ragu untuk mengatasi padanan yang terdengar sumbang. Sama sekali bukan alasan untuk Thomas; saya yakin dia menyukai Padanan untuk Movable Type.
Tulisan saya, pribumi Indonesia, tentang jQuery perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris agar salah satu pembaca faham maksudnya. Saya berdoa pendek agar jangan sampai terjebak penerjemahan kata demi kata yang mengernyitkan kening karena sampai nama sebuah entitas diterjemahkan. Seperti hipotesis Andry S. Huzain: perlukah Publisher diterjemahkan menjadi Penerbit? Dia yang pernah tinggal di Jember tentu mafhum bahwa Watu Ulo — salah satu obyek pelancongan sohor di pantai selatan Jember — tidak perlu disebut sebagai Snake Stone.
Alihkan dulu dari kerut-kerut terjemahan, saya ingin menjenguk alat bantu blog minoritas. Hari ini Mico Siahaan mencoba Django untuk alat bantu blog. Apa bedanya? 100% (mudah-mudahan) Python. Itu salah satu keinginan saya dari dulu: bagaimana jika halaman Web yang dihasilkan oleh Movable Type — yang berbasis Perl — juga dalam bentuk Perl, baik dijalankan sebagai CGI atau lewat mod_perl. Saya tidak hendak menuntut terlalu jauh ke Six Apart yang memilih PHP untuk modul dinamik, lebih-lebih karena saya belum mencoba sendiri.
Masih ada lagi: Serendipity. Nama lama namun sekarang memperoleh perhatian karena Masim Vavai Sugianto adalah orang yang bersemangat — terhadap apapun yang dia pegang, termasuk GNU/Linux dan urusan migrasi Microsoft Windows-Linux. “Komplain” saya untuk Vavai: dua kali saya dapati Serendipity bermasalah. Tanda-tanda yang saya amati: jika muncul teks " yang seharusnya ditampilkan dalam bentuk tanda petik, berarti ada masalah dengan Serendipity atau, ehm… barangkali hanya di situs Vavai.
Saya tangkapkan tampilan di layar untuk Vavai yang tentunya berharap alat bantu blog miliknya bekerja dengan baik. Sila diamati dengan baik.
Pada peristiwa pertama sekitar 1—2 bulan lalu saya sudah menyiapkan “laporan” untuk Vavai, namun uniknya setelah saya datangi lagi halaman tersebut sudah betul dan rapi jali. Saya batalkan. Hari ini muncul lagi dan saya tetap belum tahu cara mereproduksi keganjilan tersebut.
Saya pilih diungkap di sini, bukan mengirim email langsung ke Vavai, karena ini adalah perkara milik publik. Lagipula, jika sudah saling sapa di ranah blog, kelihatannya malah lebih mengasyikkan dibanding saling kirim email. Ada tanggapan atau jawaban? Tulis juga di blog kalian dan biarkan Technorati menjadi mak comblang kait-kaitan diskusi kita.
Saya sempat main Serendipity untuk kuncoro.com. Tetapi kurang stabil. Kadang crash dan perlu diinstal ulang (tentu data di database tidak ikut hilang). Sekarang sudah dimatikan. Barangkali lain waktu mau coba lagi. Atau MT.
Menurut Kamu bagus mana antara Movable Type dengan Wordpress?
Hayo… siapa yang berani mainan blog/cms pakai ErlyWeb http://erlyweb.org/
Atau Squeak dengan Seaside.
IMW
Saya jawab via posting juga mas. Biar komprehensif, :-). Serendipity dan Pilihan Blog Engine.
Pengalaman selama ini sih, feature yang ada pada engine blog lain bisa saya temukan juga di S9y.
# Koen, waktu pakai S9y, versi berapa ?
Haduh, maaf mas Koen. Tulisannya kok jadi guede buanget. Mungkin masalah html karena saya pakai simbol sharp.
Biho, saya tidak membandingkan, melainkan menggunakan keduanya. Movable Type lebih mudah dalam hal pengelolaan templat dan pembuatan dokumen statik saya sukai. WordPress lebih lengkap menu di mesin blog, namun memang paling mudah instalasinya.
Roger… saya juga pake Wordpress, tetapi karena saya ini newbie sudilah kiranya kamu menulis tutorial cara upload mesin WP ini ke web hosting. terima kasih sebelumnya jika pencerahan tentang ini langsung direspon :)
Menurut saya sudah sangat banyak tutorial cara instalasi WordPress. Coba pilih dari hasil pencarian Google.
Saya tidak memasukkan cara instalasi alat bantu blog sebagai bagian dari materi di sini. Terima kasih. :-)
terima kasih banyak, semoga pencerahannya menjadi ladang amal… Amin.
saya termasuk salah satu yang lebih menyukai mendevelop mesin blog sendiri, walaupun tentu saja kualitasnya jauh di bawah mesin-mesin populer seperti WP ataupun MT. tapi yang menjadi tujuannya adalah kepuasan pribadi.
Saya baru mulai belajar blogging, sementara ini tidak mikirin mesin apa yang paling baik untuk pengelolaannya, yang sy pikirin bagaimana sy bisa ngisi blognya soalnya sy ini ga se-terampil mas amal dalam menulis ..
ah, jadi maluw kalo ngomongin ini… :P
aku banyak disangka pake wordpress, karena sering bagi2 template wordpress (gag sering sih, ada beberapa). udah banyak yg tanya2… hahaha… :P
bikin sendiri, enaknya ngerti sendiri, dan mau bikin yg aneh2 tinggal bikin. kalo pake mesin blog, kaya wordpress, ada beberapa hal yang agak sulit dilakukan. Satu contoh, naruh file image sebelum judul (seperti yg ada di didats.net sekarang).
tapi ga enaknya, ya itu… sampe sekarang aku masih nemu masalah spam. blom sempet terjun untuk ngedit blog lagi. ngapdet blog aja susah… huahahaha… :D
ah, udah ah. kok ngeblog di sini…
saya sempat install MT, tapi interface-nya (halah) kok ya kurang menarik. menu2nya juga nggak user friendly. alhasil, balik ke WP.
bagi saya yang buta HTML, PHP, perl, cgi dan lain-lain, pertimbangan pemilihan blog engine terletak pada sisi kemudahannya saja. saya merasa wordpress mudah untuk diinstal. selain itu sumber informasinya melimpah, komunitasnya hangat. selain itu add-on dalam bentuk plugins dan themes juga melimpah.
ah, alasan saya yang seperti ini nggak usah didengerin. karena ini hanyalah alasan orang bodoh dan malas saja.
bagaimana dengan masalah kecepatan akses? wah, kalo tarafnya masih dalam sepersekian detik sih saya abaikan saja.
saya salut untuk para blogger yang mau jadi minoritas dalam pemakaian blog engine. salut utk thomas dg MT, salut terhadap vavai dengan serendipity-nya.
Saya sangat setuju dengan mas pujiono. Memang wordpress telah begitu dikenal dalam dunia blog. Saya sendiri, beberapa waktu lalu belajar membuat template untuk wordpress. Dan ternyata tidak terlalu susah, atau mungkin dapat dikatakan dipermudah dengan adanya fungsi built-in yang telah disediakan.
Saya rasa untuk saat ini, wordpress adalah blog engine yang paling efektif dan lengkap.
saya kurang yakin, tapi bukankah movable type itu yang versi gratisnya kurang lengkap (ya iyalah sudah pastinya dong ya?) maksud saya, kalo wordpress kan bener-bener free dan plugin+themesnya dah banyak. gitu kan ya? hehe maaf ngomong sok tau :)