Apabila pengguna sebuah layanan di Internet meninggal, kita faham persoalan penting yang muncul adalah penyelesaian warisan mendiang di ranah maya. Hendak dibiarkan begitu saja atau pewarisnya menempuh prosedur yang besar kemungkinan “berliku”. Bagaimana jika sebaliknya: sebuah layanan dihentikan?
Dua orang teman sedikit berkeluh resah akan nasib koleksi foto mereka di Yahoo! Photos. Alasan keduanya berbeda: seorang khawatir akan kehilangan arsip foto setelah kecelakaan yang menimpa laptop miliknya — dan sedang mencari cara menyedot salinan berharga dari Yahoo! Photos. Teman kedua yang tinggal di manca negara merasa Yahoo! Photos adalah tempat yang menyenangkan untuk berbagi foto dengan keluarga di tanah air. Saya menduga alasan kedua ini lebih pada faktor kebiasaan, karena dia sendiri juga menyediakan tempat berbagi dengan teman-teman lewat Flickr, layanan foto dari Yahoo! juga.
Apapun alasannya, Yahoo! seperti sulit mengatasi dilema dua layanan foto sekaligus dalam satu payung, walaupun kondisi keduanya berbeda. Kendati tetap mempertahankan pada alasan berbagi, para pemotret amatir di Flickr tetap lebih peduli perihal fotografi dibanding di Photos. Hal ini didukung oleh forum diskusi yang hidup di Flickr dan halaman mereka lebih ramah terhadap mesin pencari dibanding Photos. Sebuah alasan teknis yang tidak terlalu dipedulikan pemakai Photos namun bernilai tinggi untuk pengelola situs gratis yang tidak ingin halaman web mereka hanya teronggok untuk “acara keluarga” yang sangat terbatas.
USA Today menuliskan perbandingan menarik di antara keduanya termasuk stok foto di Photos yang berjumlah empat kali lebih besar dibanding Flickr — 2 milyar versus 500 juta. Saya pernah melakukan uji coba peringkat di Google untuk kata pencarian “Taman Hutan Raya”: sebuah foto saya di Flickr yang baru dipasang 31 Maret lalu meraih peringkat lebih tinggi dibanding halaman web resmi Ditjen PHKA.
Alhasil, bagaimana dengan keresahan pemakai Yahoo! Photos di atas? Sepertinya nasihat lama masih berlaku: apapun layanan online yang Anda gunakan, jangan tinggalkan localhost. Layanan foto online manapun hanyalah ajang pameran, bersenang-senang, dan berbagi — bagian penting yang tak dapat ditinggal adalah tempat penyimpanan di komputer Anda sendiri. Belum cukup? Cetak foto-foto yang dianggap berkesan, karena seharusnya media cetak lebih awet dibanding digital.
Untuk pemakai layanan dengan tujuan berbagi bersama handai taulan dan sohib yang sangat eksklusif, pertimbangkan baik-baik: gratisan memang nyaman, namun bisa pedih buat pengelola layanan. Mereka ingin karya Anda dinikmati lebih banyak orang lagi: dengan jargon pemasaran diberi label renyah, “ekspresikan dirimu!”, akan halnya hitung-hitungan aliran dana, “pengunjung meningkat berarti prospektif terhadap pemasang iklan.”
Apakah yang berujung di duit nisaya pahit? Hmm… alih-alih gegabah mengamini “tidak ada yang gratis di dunia ini,” saya memilih, “di dalam hidup, ada saat memberi dan ada masa menerima.”
Setuju Mas Amal, Sebagai pemakai Flickr dan Y!Photos saya ngg nyaman dengan versi gratisan ataupun bayar (pro). Mekanisme layanan memang lebih ke sharing, membentuk komunitas. Untuk storage rasanya malah terlalu beresiko ditaruh di ranah maya. Saya memilih konvensional dengan cetak (photobook)
Abe pindah ke Flickr, Om Amal ;)
yth. yahoo
kenapa sih kalo buka yahoo suka susah ??????????