loe klo ngomong pake otak mas!!! apa loe orang polisi?? apa lu anak perwira polisi!! klo iya berarti di tubuh loe penuh uang haram tuh!!! apa emang sadar klo lu doyan uang haram??? loe tau kenapa orang beli komputer!!!
Tidak perlu heran, topik yang berkaitan dengan “polisi” di blog ini adalah penertiban Warnet. Berbeda dengan mailing list Asosiasi Warnet yang justru ditunjukkan komitmen para pengusaha Warnet untuk berjalan di jalur sesuai aturan, pemakai jasa Warnet atau yang merasa “membela Warnet” cenderung cepat naik darah begitu berita tentang penertiban Warnet dimuat. Baik yang terbaca di situs seperti blog, maupun surat kabar edisi web.
Dalih yang digunakan juga mudah ditebak: pihak kepolisian belum menunjukkan komitmen pemakaian perangkat lunak legal sedangkan Warnet sudah dituntut terlebih dulu hingga tindakan penyitaan komputer sebagai barang bukti. Ringkasnya, bersifat ajakan introspeksi; sayangnya, banyak penulis ide introspeksi tersebut tidak dapat menunjukkan teladan dari dirinya sendiri.
Kelengkapan lainnya adalah situasi “tidak bertanggung jawab” seperti identitas yang tidak jelas dan alamat email yang terkesan asal-asalan. Namun masih ada harapan: sebagian besar dari penulis komentar ofensif tersebut belum memiliki blog atau belum bersentuhan dengan dunia tulis-menulis.
Artinya, jika kita dapat melakukan dakwah — menyeru kepada kebaikan — lewat kegiatan tulis-menulis, saya cukup yakin bahwa mereka dapat diarahkan pada cara melontarkan ungkapan yang baik, cara mengajukan dalih yang tepat, dan adab lain yang dibawa oleh budaya menulis. Spontanitas mereka dapat dieksplorasi untuk tulisan yang membawa emosi dalam arti luas dan agresivitas diarahkan ke jalur yang benar.
Biasanya, kendala pertama di Indonesia adalah pertanyaan semacam, “Jika sudah pandai menulis, dapat duit banyak nggak?”
Hahahahaha, pikirannya duit aja. Memang duit itu penting, tapi yang lebih penting lagi kepuasan batin. Puas bisa nulis, bagi2 ilmu. Kalo ternyata dari situ dapet duit, yah anggap saja itu efek samping. Seperti sekolah cari ilmu ternyata bisa lulus dengan ranking teratas, bukan sekolah cari nilai, tapi ilmunya kosong.
tapi tentunya jika bisa dapet duit akan sangat menyenangkan, orang bilang pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang bisa menghasilkan uang
kalo hobi bisa menghasilkan uang, maka itu udah gak bisa disebut lagi hobi. lama2 pasti bakal ada rasa berat dengan ‘hobi’-nya itu. dan kalo udah gitu artinya harus cari hobi lain lagi.
Untung saja si penulis masih bisa memaki. Kalau ditempat saya, sekarang, newsletter terbitan mahasiswa saja mesti nunggu “SIUP” oleh yang “berwenang” (atau karena baru berkuasa dia merasa berwenang? entahlah…) agar bisa terbit, capee deehhh…
btw ini memaki juga yah ^_^, sorry kebawa emosi :p
ltixuy lefztsnwv msjieplu eyfj duwirfvbc qzugfie heczlq
Bagus web-nya, santai nulisnya dan isi-nya menarik.