Boleh dikata saya sudah hampir tidak pernah menambah jumlah mailing list (milis) baru. Dengan yang ada pun saya sudah kewalahan untuk mengikuti dengan baik. Beberapa akhirnya saya biarkan dalam modus “hanya diikuti di Web”, sisanya lagi saya biarkan masuk ke kotak surat dan saya baca sekilas dari isi subyek, dan lebih sedikit lagi yang saya dapat aktif hingga merespon atau sesekali menulis sebuah topik baru.
Betul, soal alokasi waktu yang harus disediakan jika aktif di sebuah milis. Media di Internet juga kian beragam: saya mengharuskan tetap aktif di beberapa blog, menulis di forum, dan menulis beberapa patah kata di jejaring sosial. Di luar waktu untuk “kantor resmi” saya, keluarga, dan kegiatan di Bandung, waktu untuk Internet harus dipadatkan sedemikian rupa, dan milis yang dikorbankan di awal.
Kendati demikian, saya amat-amati, selain milis paguyuban (yang dibentuk atas dasar pertemanan), ternyata justru milis pemrograman yang paling awet saya ikuti. Bermula dari id-perl karena saat itu saya menjadi pengajar materi Perl di kursus setingkat D1, inilah milis teknis yang paling awal saya bergabung.
Setelah itu saya ikut id-python, walaupun prestasi saya di Python hanya “untuk main-main”. Jika Perl pernah saya gunakan untuk pekerjaan migrasi basisdata, Python hanya saya buat untuk penyediaan notifikasi entri blog baru ke milis. Keduanya adalah bahasa pemrograman yang menyenangkan menurut saya, walaupun dengan kemampuan saya yang terbatas saat ini rasanya hampir muskil saya akan menggunakan keduanya untuk pekerjaan yang sesungguhnya di kantor.
Terakhir id-ruby: ini akibat “terlalu mesra” dengan teman-teman baru dan akhirnya diajak bersenang-senang dengan Ruby. Padahal inilah bahasa pemrograman yang dari dulu “baru sampai niat.” Semenjak mengurus server Debian di intranet tempat kursus dan baru dengar kabar-kabar Ruby diluncurkan hingga hari ini, tetap saja belum dapat memaksa menyempatkan diri menikmati Ruby. Mudah-mudahan saya dimaafkan walau hanya membiarkan email dari id-ruby masuk di kotak surat.
Bukan bermaksud sok sibuk, namun jika waktu untuk mengikuti milis berkurang banyak, ketiga milis bahasa pemrograman di atas baru ditengok isinya dengan cara “rapel” dan akibatnya beberapa ulir diskusi sudah terlewat dan saya perlu minta maaf jika ada bagian yang menyinggung saya dan belum direspon. Sekali lagi saya minta maaf di sini.
Bagaimana dengan id-php? Sepengetahuan saya milis ini paling ramai dibanding sepantarannya. Saya pernah mengajar PHP dan terakhir masih sempat membantu mengajar di Linuxindo Bandung tahun lalu, menggunakannya sebagai skrip untuk kelengkapan blog, namun hingga hari ini saya belum berencana mengikuti milis PHP.
Ada apa dengan PHP?
Tidak ada apa-apa, karena saya menggunakan bahasa pemrograman untuk
bersenang-senang, saya pilih yang berlatar belakang asyik dan
berkomunitas tidak terlalu gaduh. Seperti halnya di Bandung, saya
hampir tak pernah mengunjungi Gasibu di akhir pekan — terlalu
hiruk-pikuk.
sibuk foto-foto siiih, jadi aja jarang coding hehehe
Betul, tergoda memotret… :p