Album foto atau pengelola foto adalah aplikasi penting yang saya gunakan sehari-hari di atas Ubuntu Gutsy di laptop. Dari beragam fasilitas yang disodorkan masing-masing, dua hal paling penting dan selalu saya perlukan, yaitu sebagai katalog dan pengunggah (uploader) ke layanan foto berbasis Web. Fungsi lain seperti olah digital foto sangat jarang saya perlukan, karena saya memotret dalam koridor blog-foto (photoblogging) yang lebih menekankan pada jurnal peristiwa dibanding nilai artistik hasil pemotretan.
Perangkat
Perangkat pemotretan yang saya gunakan dalam rentang tiga tahun terakhir: kamera telepon genggam Sony Ericsson K510i, kamera saku Olympus C150 dan Canon PowerShot A720IS, dan DSLR Nikon D40. Proses transfer data ke laptop yang ditangani Ubuntu sebagai berikut.
Kamera | Akses foto |
---|---|
Sony Ericsson K510i | Terdeteksi sebagai “Mass Storage” |
Olympus Camedia dan Canon PowerShot | Terdeteksi sebagai kamera |
Nikon D40 | Lewat pembaca kartu* |
* kernel Linux yang saya gunakan belum berhasil menangani D40.
Semenjak gThumb
gThumb adalah aplikasi pengelola foto di Gnome yang saya pilih di Ubuntu pada awalnya. Selain aplikasi ini sederhana dan sudah memadai, tersedia fasilitas pembuatan halaman web statik lengkap dari koleksi foto kita. Berikutnya Ubuntu memperkenalkan F-Spot sebagai aplikasi pilihan dengan faktor penting: pemakaian tag, berbasis lini-waktu, dan modul pengunggahan ke layanan foto berbasis Web seperti Flickr, PicasaWeb, SmugMug. Jauh lebih lengkap dibanding gThumb.
F-Spot menggunakan API Flickr untuk pemasangan foto. Biasanya secara berombongan saya pasang hingga lima foto sekaligus. Karena ukuran asli foto dipertahankan, proses pengunggahan ini bagian paling menyita waktu. Tag yang disediakan F-Spot hanya saya gunakan lokal dan tidak disinkronkan dengan Flickr.
Koleksi foto ditangani F-Spot di sebuah subdirektori tertentu yang
disetel dari preferensi sistem, sedangkan katalog — meliputi
thumbnail dan tag — disimpan di “berkas basisdata”
SQLite di
$HOME/.gnome2/f-spot/photos.db
. Pengoperasian SQLite yang relatif
sederhana memungkinkan pengguna mengotak-atik isi photos.db
,
misalnya saat diperlukan untuk migrasi ke subdirektori lain. Cara
yang paling praktis dengan membuat dump isi basisdata,
menghasilkan berkas berformat SQL, dan lakukan
penyuntingan pada isinya. Hasil modifikasi dapat digunakan untuk
menyusun basisdata baru dan siap digunakan oleh F-Spot.
Di luar penghapusan foto yang benar-benar dianggap gagal total, koleksi foto lokal saya benar-benar “mentahan” sekuens yang diambil kamera. Alhasil, total berjumlah sangat banyak dan pada saat mulai mencapai kisaran 5.000 foto, saya sempat bertanya-tanya akan keandalan F-Spot. Penggantian ke kamera yang lebih baru otomatis juga berkonsekuensi ukuran berkas foto yang ditangani membengkak. Seharusnya F-Spot sanggup karena praktis dia beroperasi terhadap basisdata katalog berukuran kecil. Sebagai ilustrasi, katalog untuk 12.000-an foto berukuran 1,7 MB — bahkan masih lebih kecil dibanding sebuah foto hasil bidikan kamera saku.
Tidak ada persoalan serius, hingga usai pengumpulan foto mudik lebaran pekan lalu…
Tanda-tanda persoalan muncul
Tanda awal gangguan tatkala saya menyempatkan diri bangun lebih pagi dengan tujuan memperoleh koneksi Internet lebih lancar: tiga foto yang diekspor ke Flickr raib. Kotak dialog menyebut sukses diunggah, namun sama sekali tiada hasil di tempat tujuan. Pada beberapa kesempatan kasus seperti ini terjadi jika Flickr sedang mengalami cegukan, Flickr Hickups. Baik di halaman utama atau pun di forum diskusi Flickr tak terpampang informasi atau komplain kegagalan pemasangan foto.
Saya ulang pemasangan satu foto lewat halaman unggah Flickr, berhasil; masih penasaran, saya coba memasang lagi lewat ekspor F-Spot, dan memang gagal. Belum pernah hal ini terjadi sebelumnya: apakah modul ekspor ke Flickr bermasalah?
Kotak dialog ekspor foto ke Flickr juga terasa berakhir lebih lama, seperti tertahan pada status waiting for response… Dugaan saya: proses ekspor menghasilkan berkas cacat di bagian akhir, sehingga berkas yang sudah sampai di server Flickr tidak dapat ditampilkan sebagai foto.
Persoalan berikutnya lebih gamblang lagi: koleksi foto dari kartu SD Nikon gagal digabungkan ke subdirektori yang digunakan F-Spot. Pesan yang disampaikan: Invalid path. Saya periksa subdirektori yang bersangkutan, valid; demikian juga nama berkas foto yang dipasang tidak bentrok satu dengan yang lain. Sayang F-Spot tidak menjelaskan dengan tegas bagian invalid tersebut: path kartu SD atau di lokasi tujuan.
Masih saya akali: 400 lebih foto di kartu SD dipilah dengan cara membagi mereka dua subdirektori dan diimpor satu per subdirektori. Ternyata berhasil, sehingga muncul penasaran: apakah ada persoalan dengan impor partai besar di F-Spot?
Setelah semua foto telah disalin ke subdirektori F-Spot dan isi katalog diperbaharui, ternyata masalah baru muncul: hasil penyalinan foto dan thumbnail katalog berubah drastis. Foto menjadi rusak belang-belang yang tak mungkin dinikmati. Jika hal ini terjadi untuk hasil pemotretan D40 (soalnya pada saat bersamaan hasil A720IS tak bermasalah), tetap janggal: pemasangan foto-foto dari D40 sebelumnya baik-baik sahaja.
Uji berikutnya dilakukan dengan sangat berbeda: saya buat tempat baru untuk F-Spot dan hanya dilakukan impor terhadap empat buah foto. Hasilnya: semua persoalan di atas tak terjadi.
Alhasil, cukup meyakinkan untuk berspekulasi bahwa F-Spot terhuyung-huyung menangani stok foto berjumlah sangat banyak.
Koleksi foto saya sudah mencapai puluhan ribu dengan ukuran beragam mulai dai 1Mpix hingga 10Mpix. Saya menggunakan F-Spot bawaan Hardy Heron dan cukup puas menggunakannya. Kesulitannya hanya kadangkala program membeku dan berjalan lambat.
Impor partai besar yang pernah saya lakukan paling besar sebanyak kira-kira 8Gb. Saat itu juga hanya mengalami masalah kelambatan, namun tidak memodifikasi isi foto.
mgkn card SD-nya broken pak? saya pernah mengalami dgn card SD biasa .. setelah upgrade ke merk yg lebih ok , tidak pernah mengalami masalah serupa
Mau tanya meski tak berhubungan. Apa ada aplikasi yg dapat meresize banyak foto sekaligus. Jadi misalnya kita punya 10 foto ukuran 2MB, dapat di Select-All dan aplikasi mengecilkan ukurannya menjadi 100KB sekaligus.
Kadang ini amat perlu kalau mau upload foto secara cepat saat bandwidth terbatas. Thx.
adham [pikir] yang dimaksud @Mohammad adalah 8GB, bukan 8Gb…
udah berapa setengah tahun lebih partisi ubuntu saya ngangkrak gak ke urus heh5x… sekarang mau nyoba FreeBSD 7.1 (lagi)
Kalau saya lagi menunggu kehadirannya Photo Scape di OS Linux khususnya distro Ubuntu sama turunannya, soalnya kalau ektensinya masih .exe harus pake wine/crossover itu berat sekali dan tidak optimal dijalankannya