Era Facebook

| 6 Comments | No TrackBacks

Era Facebook telah datang di negeri kita. Akhir 2008 dan awal 2009 menyambut kedatangan Facebook untuk sejuta umat. Setelah periode terbatas di sekitar pecandu Web, usai eksperimen tim pemenangan para politisi dengan memasukkan jago-jago mereka bertualang mencari kawan (ingat: tiada kawan atau lawan yang abadi dalam politik!), eksodus besar dari Friendster disertai sedikit hasutan untuk bergabung di tempat baru, hari-hari ini Facebook disebut sama kerapnya dengan Blackberry dan kemarin sudah dikartunkan di Benny dan Mince, Kompas Minggu.

Jumlah pemakai Facebook masih dianggap lebih sedikit dibanding Friendster, namun ukuran yang lebih layak saat ini adalah tingkat pertumbuhan dan aktivitas. Selain itu, beberapa pemakai Facebook yang lebih akhir bergabung malah menjadi “pendakwah” aktif dengan pertanyaan pembuka di telepon atau Yahoo! Messenger, “Sudah punya Facebook?” Barisan ini ditambah sejumlah tag foto-foto jadul (jaman dulu) yang secara provokatif mendatangkan pengguna baru lewat tag dan undangan.

Alhasil, jadilah Facebook (FB) diartikan juga “Foto Bersama”, “Foto Bareng” lewat fasilitas tag foto yang mengundang dan seringkali juga mengecoh agar orang yang dimaksud datang menjenguk halaman foto.

Setelah foto, dinding komentar (Wall) merupakan fasilitas paling praktis untuk sekadar menyapa. Bersama dengan log kegiatan yang sangat aktif dan hampir semua dapat dikomentari, inilah jejaring sosial yang benar-benar riuh. Notifikasi memudahkan pengguna mengikuti aneka ragam aktivitas yang berkaitan dengannya. Teman saya, seorang pengembang perangkat lunak, menyebut informasi yang relevan ini sangat impresif: kait-kaitan kita dengan orang lain sebanyak mungkin dieksplorasi, misalnya menghasilkan saran pertemanan berdasar alumni, atau undangan berdasar kegiatan teman-teman — kendati cukup menggelikan juga diundang ke halaman idola Mufti Mesir Qardawi kemudian aktris Jepang Miyabi.

Kalender kegiatan merupakan manfaat berikutnya yang relatif ramai digunakan. Bersama dengan grup — bagian dari Facebook yang kurang mujur — kalender memudahkan administrasi undangan kegiatan, pengumpulan materi dalam bentuk tautan dan multimedia, hingga konfirmasi keikutsertaan. Dinding komentar tetap disediakan dan ini memudahkan pengguna memasang celotehan.

Saya sebut grup kurang beruntung di Facebook karena dibanding media diskusi lain seperti forum, newsgroup, apalagi milis, tingkat aktivitas berdiskusi sangat rendah. Banyak terlihat grup di Facebook beranggota banyak (atau sebaliknya seseorang ikut banyak grup), namun grup tersebut tetap sepi. Tulisan yang dipasang di sana pun sering lama baru direspon. Ada yang menyebut bahwa hal ini disebabkan notifikasi untuk kegiatan di grup tidak seagresif bagian lain Facebook. Hal ini juga ditandai dengan antarmuka utama yang memang lebih mengarah pada relasi pertemanan dibanding berkelompok seperti grup.

Berbagi tautan (share link) menarik karena terdapat fasilitas penampilan gambar yang terdapat di halaman Web tersebut, walaupun dalam hal representasi tautan Tumblr lebih bervariasi. Beberapa pengguna juga kemudian menjadi penulis blog di Facebook dalam bentuk Notes. Persoalan yang saya alami: pencarian untuk tautan dan blog di Facebook sangat sulit. Karena memang hanya disediakan untuk internal Facebook, mesin pencari dari luar tidak dapat menjangkau halaman-halaman tersebut, sedangkan fasilitas pencarian intern terbatas.

Dengan aliran informasi yang sedemikian deras, banyak hal di Facebook yang terasa lebih sesaat, lebih temporer. Sebuah entri mengalir bersama log kegiatan dan begitu lenyap dari halaman utama perlu usaha keras untuk mendapatkannya kembali.

Demikianlah jejaring sosial, selalu dinamis dan mementingkan pertemanan para pengguna di dalamnya. Untuk Facebook ditambah dua hal mengasyikkan: desain halaman Web yang elegan dan aplikasi yang cerdas.

[tambahan] statistik IRCache melengkapi catatan akses ke Facebook di peringkat atas server dari peringkat atas klien, ITB.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/607

6 Comments

pada awalnya yang membuat saya mendaftar di facebook adalah sebuah tautan yang menarik —bersumber dari pencarian di google— pada sebuah kelompok. tentu saja saya tidak dapat mengakses sebelum mempunyai akun. dari situlah, mau tidak mau saya akhirnya mendaftar (untuk sekadar mengikuti link).

berbeda dengan friendster yang “terbuka”, facebook ternyata memiliki pengaturan privasi. inilah yang membuat saya tertarik. apalagi ada status yang mirip dengan twitter, membuat kita selalu terpantau dengan jaringan.

ada yang mengkritik: apakah mikroblogging hanya ajang keluhan, umpatan spontan, maupun hal-hal tak penting yang menarik perhatian? namun kritik ini tidak perlu direspons serius, karena toh seorang blogger bisa memposting apa saja yang dia suka asal beraturan.

nah, apakah era facebook akan berumur panjang?

“Jumlah pemakai Facebook masih dianggap lebih sedikit dibanding Friendster”

itu kan baru “anggapan” ya pak? faktanya secara global pengguna FB lebih banyak, tapi kalau dalam cakupan se-Indonesia mungkin FS memang lebih populer.

kalau kata wikipedia, lebih banyak pengguna FB, begini katanya:

“The website currently has more than 150 million active users worldwide.” http://en.wikipedia.org/wiki/Facebook

kalau FS lebih sedikit, begini katanya:

“Friendster has over 90 million registered” http://en.wikipedia.org/wiki/Friendster

CMIIW.

menurut saya, facebook itu:

  1. menu/navigasinya “terkesan” rumit, mungkin karena terlalu banyaknya fitur. buat pengguna awam yang pertama kali masuk ke dashboard facebook akan merasa males melihat navigasinya
  2. games/apss banyak dan rata-rata menarik. dan sebagian besar bisa bikin heboh antar kawan karena saling berkompetisi untuk jadi yang terbaik.
  3. ada banyak aplikasi lain yang bisa terintegrasi dengan facebook. mulai dari aplikasi untuk iphone, blackberry, twitter, bahkan dari console linux sekali pun :)

mungkin ini yang membuat friendster saat ini tertinggal jauh dari facebook dari sisi fitur

Pak Amal.. Beberapa hari lalu saya nonton Republik Mimpi di TV One. Ketika ada adegan “kampanye” dari seorang “jurkam” cantik, dengan genit Wapres Jarwo Kwat bertanya, “Kamu punya facebook?”

Tentu luar biasa, bila lontaran seperti itu muncul di sebuah acara yang bergengsi di televisi. Artinya facebook memang luar biasa. Saya sendiri belum pernah menemukan jaringan sosial yang lebih luar biasa ketimbang facebook.

Salam Sukses!

Jonru

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on February 2, 2009 12:43 AM.

Hari yang Cerah... was the previous entry in this blog.

Mendambakan Koneksi Internet yang Baik di Sembarang Waktu is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261