Yahoo! Upcoming bukan situs web yang populer dibicarakan di ranah maya Indonesia. Tumbuh “begitu saja” di era awal Web 2.0 dan tidak sampai menimbulkan kehebohan sebagai dampak Periode Twitterasic, saya kenal Upcoming pada mulanya dari sedikit teman yang menulis rencana pertemuan di sana dan undangan pertemuan lokal pengguna Flickr. Seperti halnya Delicious (di bawah Yahoo! juga) yang tampak adem-ayem, Upcoming sanggup membawa acara pada hasil peringkat atas pencarian Google.
Itu beberapa tahun lalu dan ihwal peringkat di Google tidak akan dibahas lebih jauh di tulisan ini. Menurut sebagian kalangan, kebanggaan akan peringkat di halaman mesin pencari sudah usang.
Yang saya suka penyediaan tempat (atau “loka”, padanan untuk venue) dikaitkan dengan acara yang diisikan oleh pengguna. Pada mulanya saya merasa tidak nyaman dengan “ketidaktertiban” pengguna sehingga berakibat ada dua Bandung, “Bandung, Indonesia” dan “Bandung, Jawa Barat.” Penamaan tempat tanpa moderasi dan kondisi belum lengkap standar penamaan di negara kita potensial membuat keadaan buruk. Prosedur pelaporan ke Upcoming dan kontak pembuat loka sulit diharapkan memperbaiki keadaan.
Saya pernah mendengar selentingan bahwa Upcoming dibiarkan tak-terurus oleh Yahoo!. Kabar ini belum dikonfirmasi, malah terakhir antarmuka Upcoming diperbaiki dan tautan lengkap (dalam bentuk URL) diperpanjang. Yahoo! tetap lebih suka URL panjang lengkap dengan aneka kode bak-enkripsi. Lima tahun lalu saya sebut sebagai “gaya Didats”, merujuk Didats Triadi, pemrogram Betawi yang sekali-sekalinya keluar kampung langsung terbang ke Bali berlanjut Jazirah Arab.
Sekarang kedatangan Foursquare mengulang kekisruhan penamaan dan akurasi data lokasi. Bukan hanya terjadi di negara kita, persoalan akurasi dikemukakan juga oleh Dave Taylor di Amerika Serikat dengan pertanyaan berkait informasi yang tidak akurat atau malah salah total (catatan saya di Sidewiki Google). Siapa yang bertanggung jawab?
Pak Camat di Koprol! Pendekatan moderasi untuk saran lokasi di Koprol lebih menjamin akurasi data lokasi hingga tingkat yang lebih baik. Ivan Lanin menyebut sejumlah saran untuk Koprol dan salah satu yang penting adalah penghargaan kepada para pengguna yang berkontribusi pada perbaikan data. Begitulah: Plurk memberi karma, Twitter “memberi” jumlah pengikut, dan Foursquare lencana.
Jika memang prinsip moderasi dipertahankan, Koprol perlu mempertimbangkan tim perbaikan data lokasi tersebut. Baik sekadar menyetujui usulan yang masuk hingga merapikan. Sebagai pembanding, tim pemantau pelanggaran TOS di Flickr termasuk aktif dengan risiko beberapa kali dituding “main hakim sendiri.”
Bonus saran saya untuk Koprol (sekaligus pertanyaan): mungkinkah melakukan terobosan desain web? Warna yang lebih lembut — sepertinya sudah menjadi tradisi desain era kini, dan blok minimalis dengan garis batas tipis. Barangkali dapat seelegan desain Facebook dan selembut tampilan Twitter.
teteeeeup… saya kena.. :D