Teknologi di Dapur Gmail: Bagaimana Yang Lain?

| 3 Comments | No TrackBacks

Bahwa Gmail memulai revolusi kapasitas penyimpanan email lebih mudah dikenang karena fasilitas ini yang memulai lompatan besar. Pengguna email berbasis Web tidak lagi menyebut mega, melainkan giga. Rasanya terlalu antik jika ada tawaran email berbasis Web masih ditulis dengan MB. Dua pemain besar kompetitor Google — Yahoo! dan Microsoft — mau tidak mau bertaruh juga di ranah GB. Boleh dikatakan ukuran dapat dikejar.

Namun bagaimana dengan sisi teknologi?

Gmail diluncurkan 1 April 2004, enam tahun lalu dan hingga kini teknologi yang digunakan tetap tertutup rapat di dapur Google. Enam tahun sebenarnya waktu yang cukup lama — apalagi di era keterbukaan dan kolaborasi seperti sekarang — untuk resep sebuah teknologi, namun toh tetap belum muncul tanda-tanda gaya pengelolaan email berkapasitas besar dapat semudah dan secepat Gmail. JavaScript yang menjadi tulang punggung Gmail digunakan oleh layanan email lain, namun tetap masih terbatas pada hal-hal yang bersifat atribut dan belum mengubah cara pemakaian email berbasis Web.

Gmail bukan hanya sebuah tempat surat-menyurat elektronik berkapasitas besar, tetapi lebih jauh sebuah mekanisme pengelolaan pesan yang sangat efisien. Sedemikian efisien hingga salah seorang klien menceritakan “ketakjubannya” bahwa kantor besar mereka akhirnya menggunakan layanan Gmail yang notabene berada di Internet, namun tetap lebih cepat dibanding instalasi email sendiri. Selain banyak keterbatasan, email di server sendiri malah lebih lambat. Kan lucu!, jelas dia.

Saya coba mencari rintisan teknologi yang mengarah ke bentuk seperti Gmail. Belum ada hasilnya, hanya beberapa proyek berbasis JavaScript yang meniru per bagian tertentu. Termasuk tulisan Agustus tahun lalu oleh Tom Krazit tentang dominasi Yahoo! Mail dalam hal jumlah pengguna yang sedang terancam pertumbuhan jumlah pengguna Gmail. Catatan tambahan di artikel tersebut adalah komentar John Gruber di Daring Fireball bahwa Gmail justru unggul dikaitkan dengan tingkat kecakapan penggunanya (mindshare). Gruber dengan tegas menyebut cacah pengguna secara mentah bukan ukuran yang tepat, dan Google berjaya.

Apakah teknologi Gmail akan segera terkuak? Atau masih perlu sumber daya besar?

Kemungkinan lain: email sendiri mulai berkurang digunakan. Setidaknya bagi saya, sekarang ini email sudah bergeser sebagai tempat penerima notifikasi dari layanan lain. Milis kian jarang dikunjungi dan pesan-pesan pribadi pun berjumlah lebih sedikit dengan adanya banyak variasi jenis layanan lain.

No TrackBacks

TrackBack URL: http://mt4.atijembar.net/mt-tb.cgi/638

3 Comments

bahkan dengan bangganya pada poster: “ITB goes google”

If you take a look at these patents by Paul Buchheit: - Processing messages in a conversation-based email system: http://www.google.com/patents?hl=en&lr=&vid=USPATAPP10914039&id=xguXAAAAEBAJ&oi=fnd&dq=Paul+Buchheit&printsec=abstract - Displaying conversation views in a conversation-based email system, http://www.google.com/patents?hl=en&lr=&vid=USPATAPP10914014&id=zwuXAAAAEBAJ&oi=fnd&dq=Paul+Buchheit&printsec=abstract

or do ‘google scholar’ with Paul Buchheit as a keyword, you will reveal more about Gmail technology. I don’t think they will explicitly publish their technology as there are many competitors in email services business.

Berkunjung menjalin relasi dan mencari ilmu yang bermanfaat. Sukses yach ^_^ salam dari teamronggolawe.com

About this Entry

This page contains a single entry by Ikhlasul Amal published on May 3, 2010 11:53 PM.

Comic April 2010: Seni Visual @ Digital was the previous entry in this blog.

Ihwal Atribut Tempat is the next entry in this blog.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261