Recently in Rujukan Category

Pasar Merekah dan Kesenjangan Digital

| 3 Comments | No TrackBacks

Secara berurutan saya mengikuti presentasi Armein Z.R. Langi dan Craig W Smith pekan lalu dengan tema besar pasar yang sedang merekah dan kesenjangan digital. Istilah merekah merupakan terjemahan bebas saya dalam konteks emerging market1; sedangkan kesenjangan untuk digital divide mengacu pada “jurang pemisah” di antara dua kelompok pengguna teknologi informasi.

Ungkapan “kesenjangan digital” sudah ditulis oleh Pujiono pada sebuah komentar tulisan saya, Proyektor Al-Hidayah, dan paparan kedua pembicara di atas mendorong saya untuk mengirim uluk salam lewat pesan singkat ke “bos proyektor” bahwa langkahnya adalah salah satu terobosan.

Nota Kesepahaman Tanpa Tender

| 1 Comment | No TrackBacks

Kesepakatan pemerintah dengan Microsoft untuk pembelian lisensi produk Microsoft mulai diungkap. Koran Tempo hari ini menyebut perolehan nota kesepahaman yang ditandatangani Menteri Komunikasi dan Informatika, Sofyan Djalil, dan Presiden Microsoft Asia Tenggara, Chris Atkinson. Selain disebut “tanpa tender”, dari tulisan di Koran Tempo tersebut terbaca dokumen tadi diterima pihak Tempo lewat jalur seorang birokrat yang tidak disebutkan namanya. Cukup misterius untuk hitung-hitungan total ongkos Rp 377,6 milyar.

Pendapat Menkominfo,

Legalisasi ini tidak hanya terbatas dengan Microsoft, tapi juga dengan pengembang lain

Mars-Bulan Purnama dan "Hoaks" Gentayangan

| 8 Comments | No TrackBacks

Seperti ujar-ujaran old programmers never die, they just lose their memory atau celotehan iklan kagak pernah ada matinya…, demikianlah hoaks. Reda dalam waktu cukup lama karena banyak dibantah, setelah itu datang lagi bak puting beliung. Seolah-olah para penerusnya mudah terkena penyakit “hilang ingatan” — yang konon diidap masyarakat kita.

“Mars terlihat sebesar bulan purnama” yang jelas-jelas tidak masuk akal. Semua guru pelajaran IPA, Fisika, atau Bumi dan Antariksa di sekolah lanjutan sudah menjelaskan berulang-ulang komposisi planet pada tata surya kita. Jika planet merah itu “mendekati” bumi dengan ukuran yang sedemikian fantastis tentu gonjang-ganjing perjalanan planet bumi saat ini.

Bagi yang tidak peduli dengan mata pelajaran tadi coba enyahkan rasa malas: setiap kali ada berita asal-asalan periksa dulu lewat mesin pencari. Beberapa detik tambahan waktu untuk memeriksa akan bernilai lebih mengurangi kekonyolan meneruskan kabar bohong, berita palsu, dan memberi teladan bagi orang lain untuk tidak gampang menjadi penerus hoaks.

Hargai diri Anda dengan tidak perlu bergabung menjadi simpul penyebaran hoaks lewat email, pesan penyeranta (pager), atau pesan pendek lewat telepon genggam.

Catatan teknis: “Mars” kemarin diterima salah satu teman di kantor, diingatkan oleh Eko Juniarto lewat status Yahoo! Messenger, dan pada tengah malam, salah seorang teman di Padang menghadiahi saya. Pesan tersebut beredar tanpa menyebutkan tahun padahal sudah gentayangan semenjak setahun silam.

Penunjuk Waktu yang Akurat

| 4 Comments | No TrackBacks

Membaca penjelasan Badan Hisab Rukyat (BHR) Jawa Barat tentang kesempatan memperbaiki arah kiblat (arah yang digunakan untuk ibadah sholat) pada hari Jumat, 26 Mei besok, salah satu pesan mereka menarik disimak, Cocokkan arloji setepat mungkin. Untuk mendapatkan waktu yang sesuai, pukul 16.18 WIB yang tepat, bagaimana caranya?

Ini mengingatkan saya pada pentingnya melakukan sinkronisasi jam komputer dengan server-jam — sesuatu yang kian mudah dilakukan sekarang dengan ketersediaan koneksi Internet sekarang dan fasilitas jam-sistem di komputer. Bandingkan dengan pengalaman di zaman komputer PC XT tahun 1980-an, saat pengguna harus memasukkan sendiri tanggal dan jam untuk sistem pada saat sistem operasi mulai dijalankan. Karena ingin sistem berjalan dengan penunjuk waktu yang betul, saya berusaha selalu mengisi pertanyaan jam dan tangal tersebut dengan benar. Memang, sebagian PC sudah dilengkapi dengan baterai yang memungkinkan penyimpanan tanggal dan jam pada saat komputer tidak beroperasi.

Ulir Diskusi Pemrograman

| 4 Comments | No TrackBacks

Entah karena termotivasi oleh prestasi sejumlah pemrogram asal Indonesia yang sudah menebar pesona di manca negara, di dua mailing list, Technomedia dan Teknologia, sedang dibicarakan pemrograman dan perjalanan si pemrogram. Jika di Teknologia diselingi oleh diskusi “warung kopi” dengan racikan Lembah Silikon dan kemilau Cina dan India, di Technomedia Budi Rahardjo dan I Made Wiryana melangsungkan reli panjang pragmatisme Bojong Koneng versus idealisme Bielefeld.

Dalam pengamatan saya, Teknologia lebih banyak diisi profil-profil baru di lingkungan TI Indonesia dibanding Technomedia yang lebih menekankan fungsinya sebagai mailing list untuk berdiskusi dengan nara sumber TI. Paparan dari email yang dikirim Felix Halim di Teknologia tentang pengalaman mengikuti kompetisi pemrograman menarik untuk dilihat sebagai rekaman perjuangan para peserta dari Indonesia, sehingga kita semua dapat melihat tidak hanya sebagai kotak hitam simsalabim langsung jadi, melainkan harus ditambahi penghargaan yang memadai untuk “proses menjadi pengembang perangkat lunak”.

Ongkos Lebih Mahal, Urusan Lebih Ruwet

| 4 Comments | No TrackBacks

Kemarin dan hari ini saya baca tulisan tentang kondisi negara kita dalam hal menghadapi serbuan bisnis teknologi informasi (atau “telematika”? Istilah ini dipertanyakan Dudi Gurnadi). Ulasan kemarin di Form@t Kompas mengemukakan ironi akan sikap PT Telkom,

Kita pun teringat akan VoIP Merdeka yang memiliki potensi besar tapi dipasung oleh kepentingan bisnis industri telekomunikasi di Indonesia. Jenis VoIP baru ini bisa dikembangkan oleh siapa saja dan benar-benar akan menjadi sebuah pilihan murah komunikasi jarak jauh.

Memang ironis, VoIP Merdeka mati di negeri sendiri, sementara VoIP buatan luar negeri bebas leluasa menikmati pangsa pasar yang besar. Lebih ironis adalah PT Telkom tidak memiliki cara untuk mencegahnya. Kasihan!

Artikel tentang Joomla! oleh K. Y. Antonius

| 6 Comments | No TrackBacks

Dari status yang dipasang oleh Kemas Yunus Antonius di Yahoo! Messenger hari ini bahwa artikel yang ditulis tentang Joomla! sudah disetujui oleh redaksi, saya tindak lanjuti kabar baik tersebut. Hasilnya: Kemas segera merampungkan abstrak artikel tersebut dan tersedia untuk publik di laman Articles and Publications blog dia.

Abstrak tersebut ditulis dalam format PDF berjudul Membangun Komunitas Online dengan Joomla! dan akan dipublikasikan di PC Magazine Indonesia edisi mendatang. Dalam abstrak tersebut Kemas menyebut bahwa Joomla! siap untuk digunakan sebagai alat bantu mewujudkan komunitas online. Tidak mahal dan tidak sulit dioperasikan adalah keuntungan lain.

Artikel tentang Joomla tadi terdiri atas enam bagian:

  • Pengantar
  • Joomla! — CMS siap pakai
  • Instalasi dan Konfigurasi
  • Membangun Komunitas Online dengan Community Builder
  • Kesimpulan
  • Referensi

Barangkali CMS ini dapat dijadikan alternatif, tentu akan lebih jelas dengan membaca artikel tersebut.

Blog: Diakui dan Dapat Dijadikan Alat Bantu Terapi

| 3 Comments | No TrackBacks

Pada konferensi lewat Yahoo! Messenger tanggal 22 September lalu, tercetus pertanyaan dari Budi Rahardjo, Apakah kalian para penulis blog diakui? Karena sebagian besar yang hadir adalah penulis blog atau mereka yang mengelola situs Web pribadinya dengan alat bantu blog, saya memilih menjawab dengan “rendah hati”, Memang tidak diakui. Setidaknya sampai hari ini tarik-ulur antara media arus utama — yang dilengkapi satu kompi tenaga jurnalistik formal — dan jurnalisme akar rumput masih berlanjut. Budi Rahardjo sendiri memberi gambaran di bagian berikutnya dari diskusi bahwa tulisan dia di blog dijadikan rujukan oleh beberapa pihak yang berkepentingan dengan urusan dia dalam sengketa pengelolaan domain ID. Semacam “sisi lain” yang didengar.

Sudah barang tentu lebih banyak lagi penulis blog, terutama di Indonesia, yang berada pada sisi sebaliknya: hanya “orang kebanyakan” yang ingin mengaktualisasikan pendapatnya lewat blog. Belum pantas disebut pakar, sehingga perlu usaha lebih keras lagi untuk menjadikan blog sebagai kendaraan yang membawa opini pribadi.

Belanja Koneksi Internet untuk Warnet

| 17 Comments | No TrackBacks

Setelah percakapan “setengah menyindir” di mailing list Technomedia tentang ongkos yang telah dikeluarkan empat ribuan Warnet di Indonesia untuk lisensi Microsoft Windows — yakni sekitar 5-10 milyar Rupiah — Basuki Suhardiman menukas bahwa angka tersebut “kecil” dibanding ongkos yang dikeluarkan Warnet untuk membayar koneksi Internet.

Berikut kutipan dari hitung-hitungan yang disodorkan Basuki,

Pernyataan Sun tentang klaim Microsoft atas dua ratus lebih Intellectual Property (IP) yang digunakan oleh komunitas Open Source menjadi pembahasan oleh Priyadi Iman Nurcahyo dan Dedhi dari sisi WTO dan pernyataan Steve Balmer di Singapura. Setelah membaca komentar Ryo Saeba saya sempat “heran” dengan pernyataan Sun: apa konteks pernyataan tentang IP dibawa dalam urusan IGOS sekarang ini? Sempat saya tanyakan ke Ryo, pada saat membicarakan perihal komentarnya lewat Yahoo! Messenger dan sekali lagi ditekankan oleh dia bahwa yang menyebut-nyebut itu adalah Sun, bukan “dicetuskan” oleh IGOS. Sepertinya ada keuntungan tersendiri bagi Sun untuk mengingatkan persoalan IP.

Saya bukan ahli dalam persoalan WTO dan perdagangan multilateral, namun demikian dikaitkan dengan kedatangan Balmer — jika memang ini rujukan dalam konteks pembicaraan Intellectual Property yang diingatkan oleh Sun — menarik mencarikan artikel yang berkait. Hasilnya: saya mendapat sebuah tulisan di ZDNet UK bahwa Microsoft sendiri membantah “peringatan” yang dikeluarkan Ballmer, Microsoft denies Ballmer Linux ‘warning’.

About this Archive

This page is an archive of recent entries in the Rujukan category.

Rehat is the previous category.

Situs Web Ini is the next category.

Find recent content on the main index or look in the archives to find all content.

OpenID accepted here Learn more about OpenID
Powered by Movable Type 4.261