Pengalaman baru membawakan presentasi produk di ajang Indonesia ICT Award (INAICTA) 2010: yaitu produk perangkat pengembangan, Epigoni. Perhelatan berlangsung Jumat, 2 Juli lalu. Mendapat jatah presentasi kedua hari itu, pukul 09.20, sehingga dengan tekad yang dipersiapkan hari-hari sebelumnya, kami berangkat dengan angkutan umum (“travel”) Bandung-Jakarta pemberangkatan pertama, jam 5. Sebenarnya Epigoni sudah didaftarkan pada INAICTA 2009, namun kesulitan prosedur registrasi di web INAICTA — dan sempat saya sampaikan lewat Plurk dan email kepada panitia — menyebabkan kegagalan pada pengalaman pertama.
Recently in Alternatif Category
Di pekan yang telah lewat, saya berkesempatan mengobrol beberapa kali dengan Kusnassriyanto S. Bahri tentang dunia pengembangan perangkat lunak dan dua hal yang menarik: Bitnami dan penawaran Microsoft BizSpark.
Bitnami adalah inisiatif penyederhanaan penyebaran (deployment) sejumlah aplikasi web, seperti wiki atau blog, guna menjadikan mereka lebih mudah diakses. Bitnami ingin membantu instalasi yang kompleks — antara lain karena sejumlah prasyarat instalasi atau konfigurasi perangkat lunak lain — dalam salah satu bundel yang lebih mudah. Model distribusi semacam ini sebelumnya adalah Linux Apache mySQL PHP (LAMP) atau WAMP untuk Windows.
Peluncuran produk baru Google selalu menimbulkan reaksi, apalagi dengan adanya jejaring sosial dan blog-mikro: cetusan komentar terlihat lebih spontan. Bagaimana komentar tentang Google Buzz yang kemarin mulai digunakan meluas?
Berikut komentar yang saya baca dari beberapa kontak:
Saya kenal dan mulai menggunakan jasa pemendek URL lima tahun lalu, TinyURL. Saat itu TinyURL diperlukan untuk membantu penulisan URL dalam email. Selain memang tidak nyaman melihat URL yang super-panjang (apalagi saat itu tautan permanen yang rapi belum populer seperti sekarang), beberapa klien email memenggal URL di dalam pesan email dengan semena-mena, tidak jarang menjadi cacat dan gagal digunakan.
Hari-hari ini jasa pemendekan URL laris-manis, antara lain disebabkan oleh popularitas blog-mikro yang memang berlomba meringkas pesan sepanjang ukuran SMS. Secara logis, URL yang pertama harus dibuat super-pendek, karena dia diperlukan oleh komputer, bukan manusia. Pengguna dan klien alat bantu Twitter terlihat paling getol menampilkan variasi layanan pemendek URL. Untuk produk dalam negeri, dengan sedikit kegaduhan, akhirnya Siteous yang ditulis dan dikelola Adham Somantrie, diluncurkan.
FanBox adalah contoh layanan inovatif namun terkesan kurang yakin sehingga berpromosi dengan cara brutal. Sebelum mendaftarkan diri di Facebook, saya diajak bergabung ke sebuah situs jejaring sosial oleh beberapa kenalan. Salah satunya, seingat saya, FanBox ini. Sayang arsip email dua tahun lalu yang masuk kategori sampah sudah dihapus. Saat itu, gara-gara tampilan situs tersebut “kurang menjanjikan”, saya abaikan.
Ada belasan layanan jejaring sosial, untuk memilih salah satu perlu objektif tertentu.
Salah satu harapan saya dalam hal alat bantu kebahasaan sudah direalisasikan oleh Departemen Pendidikan Nasional, yakni penyediaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Bagian pertama yang menarik adalah lema daring itu sendiri.
Awalnya, saya anggap daring adalah semacam “identitas kode” (codename) yang digunakan untuk pengembangan situs web tersebut. Suatu kelaziman di dunia pengembangan perangkat lunak, seperti halnya Ubuntu) memiliki Feisty dan Gutsy, Microsoft Windows berlabel Cairo hingga Longhorn. Dengan tipografi sans serif, sempat terbaca darling pada awalnya, dan akhiran ing tersebut memunculkan kesan kata serapan dari bahasa Inggris.
Apabila ada pemilihan Keluarga Flickr, saya mengusulkan Keluarga Witoelar sebagai salah satu kandidatnya. Barangkali belum ada yang berpadanan terhadap keunikan Keluarga Witoelar di Flickr. Apa itu?
Mereka adalah pemakai Flickr intensif. Satu dari anggota Keluarga Witoelar, yaitu Satya, memotret banyak hal unik yang ditemui dalam kesehariannya. Salah satu photoblogger dengan tingkat pemasangan foto “harian.” Saya mengenal Satya pada awalnya dari Flickr, setelah saya menetapkan mencoba blog foto, dan di Pesta Blogger lalu untuk pertama kali bertemu langsung dengannya. Dari pertemanan lewat Flickr itulah saya mengetahui “jejaring” Keluarga Witoelar dan kegiatannya yang berkelindan dari Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Groningen, Belanda Utara.
Sepekan sebelum lebaran kali ini, ada “THR” istimewa: One Comm, salah satu perusahaan periklanan di Jakarta, menghubungi saya. Perwakilan mereka menanyakan kemungkinan pemakaian salah satu foto saya di Flickr untuk keperluan iklan komersial.
Kesempatan ini merupakan pengalaman pertama saya bersinggungan dengan pemakaian komersial hasil foto yang dipasang di Flickr. Saya bukan fotografer dan seperti pengalaman saya di dunia publikasi tulisan, akhirnya saya lebih nyaman menyebut diri sendiri sebagai photoblogger, tukang blog foto. (Tentu ini klaim pribadi, jika ternyata tak tepat dengan definisi, mohon dikoreksi.)
Pengguna Indosat M2 (IM2) dengan identitas danubuntu01 membawa tulisan saya tentang layanan koneksi Indosat M2 ke forum Indosat dengan topik, Akses IM2 Saat Travelling ke Kota Lain. Karena forum tersebut tertutup hanya dapat diakses oleh pelanggan IM2, saya kutipkan bagian penting dari diskusi tersebut untuk tulisan ini, sekaligus melengkapi penjelasan tentang IM2.
Pihak Indosat, diwakili oleh M. Ariefandhy, merespon dengan sigap sebagai berikut,
Beberapa hal yang terpikir berkaitan dengan ramai-ramai kabar koneksi Internet dan layanan seluler saya tuliskan di bawah ini.
First Media
Sejak First Media mulai dikenal lewat iklan, teman-teman di Bandung sudah mulai membicarakannya. Seorang teman lekas mengirim pesan singkat lewat telepon seluler: dengan Rp 99.000,00 sudah berlangganan Internet untuk keperluan pribadi, tentu terobosan baru dari angka pasar kisaran Rp 200.000,00 sekarang ini.