Hari ini email dari Roy Suryo terpampang di banyak mailing list. Baik yang memang dikirim sendiri (cross posting) atau disalinkan ke tempat lain — oleh “penggemarnya” atau penentangnya. Saya lihat di Roy Suryo Watch, tulisan baru tersebut belum muncul. Saya kira hal ini tidak perlu disebut sebagai terlambat, melainkan justru memunculkan pertanyaan serius: mengapa Roy Suryo tidak merangkai buah pikirannya di sebuah blog?
Coba pertimbangkan: mantan Presiden Soeharto memiliki media center, Hamzah Haz tidak ketinggalan, semua calon presiden juga menyediakan situs Web — representasi pribadi, situs ofisial untuk acara pemilihan presiden, dan yang disusun oleh pendukungnya (bayangkan betapa lengkapnya!). Belum lagi jika ditilik pada ranah yang lebih luas lagi: ribuan anak-anak muda mulai menuangkan cerita dalam bentuk blog, dengan semua kekenesan dan kecentilan mereka. Mengapa pakar multimedia sekaliber Roy belum memulai?